SMA Gonzaga Lawan Narasi Menteri Pendidikan: Pelajar Juga Punya Hak Kritik dalam Demokrasi

SMA Gonzaga Lawan Narasi Menteri Pendidikan: Pelajar Juga Punya Hak Kritik dalam Demokrasi

SMA Gonzaga tegaskan pelajar berhak bersuara dalam demokrasi, menepis pandangan Menteri Pendidikan soal larangan ikut aksi.-Foto: IG @instagonzaga-

JAKARTA, PostingNews.id – Komunitas pelajar SMA Kolese Gonzaga membuat gebrakan dengan menegaskan bahwa siswa SMA/SMK juga punya hak penuh untuk ikut bersuara dalam proses demokrasi. Dalam pernyataan resmi pada Kamis, 4 September 2025, mereka menolak mentah-mentah pandangan yang menganggap pelajar tak perlu ikut urun suara di ruang publik.

“Bentuk partisipasi seperti kampanye media sosial, penyebaran petisi, hingga penyuaraan aspirasi merupakan wujud nyata kebebasan berpendapat yang dilindungi Pasal 28 Ayat (3) UUD 1945,” tulis pernyataan yang ditandatangani Kepala SMA Kolese Gonzaga, Peter Eduard C. Ratu Dopo, dan Ketua Senat, Christpoher Kana Cahyadi.

Mereka mengungkapkan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan maraknya kekerasan dalam gelombang demonstrasi belakangan ini.

Menurut mereka, tragedi itu adalah tanda nyata dari ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah, DPR, dan aparat penegak hukum.

BACA JUGA:Teriakan 17+8 Belum Padam, BEM dan Buruh Bersiap Strategi Panjang

Komunitas Gonzaga juga mempertegas beberapa poin sikap. Mereka menghormati perjuangan masyarakat yang menyalurkan aspirasi secara kondusif demi kepentingan bersama.

Mereka mengecam penyebaran misinformasi dan narasi sesat yang berpotensi memecah belah. Tak ketinggalan, mereka mendesak DPR menunjukkan itikad baik untuk menjawab 17+8 tuntutan rakyat yang kini jadi sorotan nasional.

“Sebagai pelajar Indonesia, kami berkomitmen memberikan sikap tegas dan kritis terhadap dinamika sosial-politik yang terjadi di Tanah Air,” lanjut pernyataan itu.

Sikap Gonzaga ini jelas bertolak belakang dengan pandangan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Menurutnya, pelajar sebaiknya tidak ikut-ikutan menyampaikan aspirasi lewat aksi jalanan.

BACA JUGA:Prabowo Bicara 14 Jam di Hambalang dengan Pimpinan Media, dari Demo Ricuh sampai Ronda Warga

Ia menyebut ada cara yang lebih masuk akal bagi pelajar untuk bersuara. “Ada cara yang lebih damai. Pesannya bisa sampai tanpa harus meninggalkan sekolah,” ujar Mu’ti ketika ditemui di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu, 6 September 2025.

Mu’ti beranggapan demonstrasi rawan menimbulkan tindakan anarkistis. Karena itu, ia mendorong orang tua, guru, murid, dan dinas pendidikan agar membina pelajar dalam menyalurkan aspirasinya.

“Mari mengajak para pelajar lebih berfokus belajar, berfokus mencapai cita-cita dalam meraih masa depan yang gemilang,” ucap Sekretaris Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News