Yenny Wahid Sebut Banyak Kiai NU Pilih Prabowo, Muhaimin: Bukan Urusan Saya

Yenny Wahid Sebut Banyak Kiai NU Pilih Prabowo, Muhaimin: Bukan Urusan Saya

Yenny Wahid saat memberikan pidato di acara Barikade Gus Dur.--Tangkapan layar Youtube/METRO TV

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Putri almarhum Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, mengomentari pernyataan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mengklaim memiliki dukungan dari kiai dan warga Nahdlatul Ulama (NU).
 
Menurut Yenny Wahid, Cak Imin tidak sepenuhnya didukung oleh kiai dan warga NU.
 
Menurutnya, para kiai NU dan warga Nahdliyyin sudah matang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan mampu membuat keputusan secara mandiri.
 
Mereka juga dinilai sudah bijaksana untuk menentukan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut.
 
 
"Hati nuraninya juga sudah jelas, mereka bisa menentukan pemimpin seperti apa yang mereka inginkan," tegas Yenny Kamis (7/9) lalu.
 
Yenny Wahid menjelaskan pandangan ini saat menghadiri Apel Siaga Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Barisan Kader Gus Dur (Barikade Gus Dur) di Kampus Unhasy Tebuireng Jombang pada Kamis (7/9).
 
Selain itu, Yenny Wahid juga menegaskan bahwa sikap dan pilihan para kiai serta warga NU dapat dilihat dari hasil survei yang menunjukkan tingkat dukungan yang minim terhadap Cak Imin.
 
Menurutnya, hasil survei dan data-data menunjukkan preferensi masyarakat NU terhadap pemimpin yang mereka inginkan.
 
 
Yenny Wahid juga mengungkapkan bahwa banyak kiai NU memiliki simpati besar terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
 
"Banyak Kiai NU ke Prabowo," ungkap Yenny.
 
Yenny sendiri merupakan salah satu sosok yang mengikuti pemikiran Gus Dur atau Gusdurian dan memiliki basis massa Nahdlatul Ulama (NU).
 
Menurutnya, Prabowo memiliki visi yang luar biasa setelah berbicara dengannya.
 
 
"Bagi kami Pak Prabowo ini top list," ujar Yenny saat menemui Prabowo sehari sebelumnya (6/9).
 
Prabowo ditanya apakah dia akan menggandeng Yenny sebagai calon wakil presiden untuk menarik suara dari NU.
 
Prabowo mengatakan bahwa yang paling penting adalah kerja sama dan kerukunan dalam membangun komunikasi yang baik.
 
"Yang paling penting adalah kerja sama, kerukunan," jelas Prabowo.
 
 
Sebagai informasi, Prabowo telah kehilangan dukungan dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang memiliki basis suara NU.
 
Cak Imin memilih menjadi calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.
 
Meskipun begitu, Prabowo tetap mendapatkan dukungan dari Partai Golkar, PAN, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora.
 
Sementara itu, Anies-Cak Imin dideklarasikan oleh Partai Nasdem.
 
 
Sebelumnya, Anies mendapatkan dukungan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat.
 
Namun, setelah deklarasi Anies-Cak Imin, Partai Demokrat mengundurkan diri.
 
Yenny Wahid juga telah melakukan ziarah ke makam ayahnya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sehari setelah bertemu dengan Prabowo Subianto.
 
Sebelum berziarah, Yenny menghadiri acara Apel Siaga Kebangsaan di Lapangan Kampus Unhasy Tebuireng yang diselenggarakan oleh Barisan Kader Gus Dur.
 
 
Bacawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Muhaimin Iskandar, juga telah menanggapi instruksi Yenny Wahid kepada Barisan Kader Gus Dur mengenai Pilpres 2024.
 
Cak Imin menegaskan komentar Yenny tak jadi urusan PKB atau dirinya.
 
"Iya itu bukan urusan saya, bukan urusan PKB," tegas Cak Imin, Minggu (10/9).
 
Cak Imin juga mengklarifikasi bahwa dia tidak pernah membawa Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) dalam sikap dan keputusan PKB.
 
 
Menurutnya, PBNU tidak terlibat dalam politik, dan ia mengklaim PKB menjalankan langkahnya sesuai dengan kekuatannya sendiri.
 
"PBNU memang tidak ikut-ikut politik," kata dia.
 
Yenny Wahid juga memberikan pandangan mengenai calon presiden yang diinginkan oleh pengikut Gus Dur.
 
Salah satu kriterianya adalah calon presiden yang bersedia melanjutkan pembangunan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
 
 
Yenny Wahid dianggap sebagai simbol gerakan kelompok politik Gus Dur.
 
Selanjutnya, Cak Imin juga menceritakan detik-detik saat merasa akan ditinggalkan oleh Prabowo sebagai calon wakil presiden ketika nama koalisi tiba-tiba diganti.
 
Awalnya, koalisi mereka dengan PKB bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
 
Namun, setahun kemudian, Golkar dan PAN bergabung ke KKIR, dan nama koalisi tersebut tiba-tiba diganti menjadi Koalisi Indonesia Maju.
 
 
"Kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo-Muhaimin bisa dikatakan berakhir," kata Cak Imin.
 
Cak Imin merasa bahwa perubahan nama tersebut merupakan pertanda bahwa dia tidak akan dipilih oleh Prabowo sebagai calon wakil presiden.
 
"Tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini," lanjutnya.
 
Meskipun PKB akhirnya keluar dari koalisi, Cak Imin mencatat bahwa dukungan dari koalisi pendukung Prabowo tetap tinggi, di atas 20 persen.
 
 
Akhirnya, Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai calon wakil presiden, dan pasangan Anies-Cak Imin didukung oleh Partai Nasdem dan PKB.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: