Sudah Mulai 'Waras', Pengamat Sarankan Demokrat Gabung ke Koalisi ini

Sudah Mulai 'Waras', Pengamat Sarankan Demokrat Gabung ke Koalisi ini

Pengamat Politik: Demokrat Mau Berlabuh Kemana--Demokrat

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, telah mengungkapkan sikap partainya untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tahun depan.
 
Menurutnya, Partai Demokrat saat ini bersikap rasional dalam menjalin komunikasi dengan partai politik lain untuk membentuk koalisi dalam pemilu mendatang.
 
Yang menarik, Partai Demokrat tidak lagi mengajukan syarat mutlak soal calon wakil presiden (cawapres).
 
Kali ini Demokrat tidak mensyaratkan Ketua Umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk dijadikan cawapres apabila partai lain berminat menjalin koalisi.
 
 
"Diajak jadi cawapres siap, tapi kalau tidak, kami lebih rasional untuk bisa bergabung dengan koalisi," ungkap Herman Sabtu (9/9) kemarin.
 
Pendekatan Demokrat kali berbeda jika dibandingkan sebelumnya saat mereka masih menjadi bagian dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem.
 
Pada saat itu, Partai Demokrat memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga nama AHY diajukan sebagai bakal cawapres Anies Baswedan.
 
Namun, setelah Demokrat keluar dari koalisi dan Anies Baswedan lebih memilih Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai cawapresnya, Demokrat mengubah pendekatannya.
 
 
Herman Khaeron menyatakan bahwa Partai Demokrat akan bersikap rasional dan fleksibel dalam berkoalisi.
 
Mereka tidak lagi mengikat diri pada syarat bahwa AHY harus menjadi cawapres.
 
Jika diajak menjadi cawapres, Demokrat mengaku siap.
 
Namun, jika tidak, mereka mengklaim akan lebih fokus pada kepentingan bersama dalam koalisi.
 
 
Demokrat Perlu Chemistry
 
Siti Zuhro juga menilai kemungkinan Partai Demokrat bergabung dengan Partai Gerindra dalam Koalisi Indonesia Maju tampaknya lebih masuk akal.
 
Hal ini didasarkan pada hubungan yang sudah terjalin antara Partai Demokrat dan Gerindra.
 
"Opsi bergabung dengan Partai Gerindra yang oke dan masuk akal," ujar Siti Zuhro, Minggu (10/9).
 
Seperti diketahui di Pilpres 2019 lalu mereka sempat menjalin koalisi.
  
 
Namun, Siti Zuhro juga mengingatkan bahwa jika Partai Demokrat memilih untuk bergabung dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo, mereka harus beradaptasi dan menjalin komunikasi politik yang memadai agar relasi antara kedua partai membaik.
 
Menurutnya, chemistry atau hubungan pribadi antara pemimpin partai politik dalam sebuah koalisi sangatlah penting.
 
Hubungan yang baik antara pemimpin partai dianggap menjadi kunci keberhasilan dalam kerja sama koalisi.
 
"Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik," ujarnya.
 
 
Dalam konteks ini, hubungan antara AHY dan pemimpin partai lain dapat memengaruhi keputusan pembentukan koalisi.
 
Keputusan Partai Demokrat nantinya dinilai akan sangat memengaruhi dinamika politik menjelang Pemilu 2024.
 
Partai Demokrat memiliki dua opsi utama saat ini: bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres), atau bergabung dalam koalisi yang dipimpin oleh PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

 

 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: