Kala Bayang-Bayang Darurat Militer Menghantui Indonesia Usai Demo Ricuh

Isu darurat militer mencuat usai demo ricuh akhir Agustus 2025. Pemerintah buru-buru pastikan tidak ada rencana penerapan status tersebut.-Foto: Antara-
Sementara itu, Dudung Abdurahman, Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional, ikut menepis isu darurat militer.
”Darurat militer tidak serta-merta begitu saja,” kata mantan Kepala Staf TNI AD itu sebelum rapat terbatas di Istana, Kamis sore pekan lalu.
Ia menegaskan, prosedurnya panjang, antara lain harus ada status tertib sipil, lalu darurat sipil, sebelum akhirnya darurat militer. Selain itu, kebijakan itu hanya bisa lahir dari kesepakatan pemerintah bersama DPR.
BACA JUGA:Sekjen Golkar Minta Kadernya Jadi Rumah Aspirasi, Bukan Rumah Singgah Elite
Menurut Dudung, sejauh ini situasi belum mengharuskan status darurat militer. Keterlibatan TNI dalam demo masih sebatas membantu Polri.
Dudung juga menanggapi kabar adanya penangkapan personel Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. ”Saya belum monitor. Apakah itu benar apa tidaknya walaupun memang ada yang ditangkap,” katanya.
Menurut dia, keberadaan Bais di lapangan bukan hal aneh. ”Pasti pihak TNI tidak mungkin akan ada tujuan-tujuan lain. Yang jelas bagaimana untuk memonitor situasi di lapangan sehingga bagaimana langkah-langkah ke depan TNI apabila diminta bantuan oleh kepolisian mereka sudah tahu,” tuturnya.
Intinya, pejabat beramai-ramai bilang tidak ada darurat militer. Tapi dengan tank dan prajurit masih wara-wiri di jantung ibu kota, publik bisa saja bertanya-tanya apakah ini sekadar bantuan Polri atau sudah uji coba babak baru demokrasi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News