Alasan Erick Thohir Harus Jadi Cawapres Prabowo Subianto: Dekat dengan Jokowi

Alasan Erick Thohir Harus Jadi Cawapres Prabowo Subianto: Dekat dengan Jokowi

Erick Thohir dan Presiden Jokowi.--Youtube/Sekretariat Presiden

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, Erick Thohir, belakangan sering muncul sebagai salah satu nama yang didorong untuk menjadi calon wakil presiden yang akan mendampingi Calon Presiden Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
 
Para analis politik dan pengamat memandang bahwa penentuan calon wakil presiden Prabowo masih dalam suasana yang sangat dinamis, namun beberapa tanda menunjukkan bahwa Erick Thohir bisa menjadi pilihan yang kuat.
 
Direktur Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago, mengemukakan bahwa Prabowo kemungkinan besar akan memilih Erick Thohir sebagai pendampingnya atas dorongan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
 
Hal ini terkait dengan dekatnya hubungan antara Erick Thohir dan Jokowi.
PDIP, kata Djarot, siap untuk memenangkan Ganjar sebagai calon presiden lewat satu putaran, meskipun terdapat tiga poros dalam pertarungan politik tersebut.
 
 
“Apalagi secara chemistry (Erick Thohir) dekat dengan Jokowi,” ungkap Pangi, Senin (25/9).
 
Erick Thohir memiliki koneksi yang kuat dengan Jokowi, dan ini menjadi faktor penting dalam pertimbangan calon wakil presiden.
 
Menurut Pangi, jika Erick Thohir dipilih sebagai cawapres Prabowo, itu akan menjadi keputusan yang rasional.
 
Erick Thohir telah menunjukkan elektabilitas yang tinggi dalam berbagai survei, dan ini dapat membantu meningkatkan daya tarik pemilih terhadap Prabowo.
“Prabowo itu kuat elektabilitasnya kalau berpasangan dengan Erick Thohir,” kata Pangi.
 
Survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Agustus menunjukkan bahwa elektabilitas Erick Thohir berada di angka 15,9 persen.
 
Hasil survei lainnya juga menempatkan Erick Thohir di posisi pertama dalam simulasi calon wakil presiden dengan elektabilitas yang mencapai 15,1 persen.
 
Namun, bukan hanya Erick Thohir yang menjadi potensi pendamping Prabowo.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, juga dipertimbangkan memiliki peluang yang sama untuk menjadi calon wakil presiden Prabowo.
 
Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, berpendapat bahwa keduanya memiliki pengalaman dalam bidang ekonomi, popularitas, dan elektabilitas.
 
Igor menjelaskan bahwa Erick Thohir memiliki potensi untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo jika mereka berpasangan.
 
"Sosok Erick Thohir berpotensi meningkatkan elektabilitas (Prabowo)," ujar Igor, Senin (25/9).
Meskipun Partai Golkar memiliki mesin yang kuat, hubungan erat antara Erick Thohir dan Prabowo dapat membantu memperluas pengaruh Prabowo ke wilayah yang sebelumnya bukan basisnya.
 
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, juga melihat bahwa Erick Thohir memiliki prospek yang besar untuk mendampingi Prabowo, terutama setelah keluarnya PKB dari koalisi.
 
Namun, ada kendala yang harus diatasi, yaitu keinginan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, untuk mendapatkan posisi cawapres.
 
Umam berpendapat bahwa calon wakil presiden tidak hanya harus memiliki elektabilitas tinggi, tetapi juga harus bebas dari masalah etika dan hukum.
Hal ini penting untuk menghindari potensi kontroversi yang dapat memengaruhi kampanye.
 
Politisi senior Partai Golkar, Ridwan Hisjam, juga berpendapat bahwa Prabowo dan Erick Thohir adalah pasangan yang cocok untuk Pilpres 2024.
 
Ia menyarankan agar Prabowo memilih calon wakil presiden dari luar partai politik untuk menghindari pertentangan kepentingan.
 
Namun, perlu dicatat bahwa jika Prabowo memilih Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden, maka hal ini dapat mengundang masalah karena Airlangga telah diputuskan sebagai bakal calon presiden dalam Munas Partai Golkar.
"(Prabowo-Airlangga) bisa ditarik ke ranah hukum, karena melawan keputusan Munas Partai Golkar," tutup Ridwan.
 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: