Akses Putus, Logistik Telat, Gubernur Aceh Khawatir Warga yang Terisolasi Bisa Meninggal karena Kelaparan
Sejumlah warga melintas di dekat puing-puing yang terbawa arus banjir di kawasan Desa Bukit Tempurung, Kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (3/12/2025).-Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas-
JAKARTA, PostingNews.id — Gubernur Aceh Muzakir Manaf tampak tak mau ambil risiko menghadapi banjir bandang dan longsor yang meluluhlantakkan sejumlah wilayah. Ia mendorong jajarannya bekerja lebih keras demi memastikan warga terdampak tidak sampai kelaparan di tengah bencana yang belum juga mereda. Situasi di lapangan masih serba sulit, dan pemerintah daerah dikejar waktu agar tidak ada warga yang tumbang hanya karena tak kebagian pasokan makanan.
Berbicara kepada awak media di Aceh, Mualem — sapaan akrab Muzakir Manaf — tidak menyembunyikan kekhawatirannya. Ia bilang krisis pangan yang melanda para pengungsi bisa berujung fatal jika distribusi lambat. Menurutnya, warga yang tidak mendapat bantuan tepat waktu bisa meninggal akibat kelaparan. Nada yang ia lontarkan terdengar seperti alarm yang sengaja dibunyikan keras-keras supaya bawahannya tak kedodoran.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA kemudian merinci maksud ucapan sang gubernur. “Maksudnya, apabila terlambat tembuskan akses darat, berpotensi korban bisa (meninggal) kelaparan” kata dia kepada wartawan pada Sabtu 6 Desember 2025.
Penjelasan itu semacam bantalan agar publik tidak salah paham terhadap kekhawatiran Mualem. Intinya, yang membuat situasi genting adalah akses darat yang terputus-total, bukan dramatisasi berlebihan dari pemerintah.
BACA JUGA:Setelah Banjir Besar, Pemerintah Tutup Keran Operasi Sawit, Tambang, dan PLTA di Batang Toru Tapsel
Selama beberapa hari terakhir, pemerintah daerah memang sibuk membongkar jalan-jalan yang tertimbun material longsor. Alat berat dan tim gabungan dikerahkan untuk membuka jalur menuju wilayah-wilayah yang terkunci akibat sapuan banjir bandang. Upaya ini menjadi penentu apakah bantuan bisa tiba tepat waktu atau warga harus menahan lapar lebih lama.
Salah satu daerah yang nasibnya paling berat adalah Aceh Tamiang. Wilayah itu sempat benar-benar tak bisa ditembus lewat jalur darat. Akibatnya, pengiriman logistik berubah seperti operasi militer kecil: harus lewat udara dengan pesawat Hercules dan helikopter. “logistik dikirim melalui jalur udara menggunakan (pesawat) Hercules dan helikopter” ucap MTA.
Menurut dia, situasi di Aceh Tamiang kini sudah mulai terkendali. Tim gabungan berhasil menembus beberapa jalur utama sehingga bantuan bisa mulai mengalir. “Aceh Tamiang sudah bisa ditembus darat. Saat ini sedang diintervensi ke pedalaman untuk logistik korban” ujarnya. Dengan jalur darat kembali terbuka, beban pengiriman lewat udara mulai berkurang, meski tantangan di wilayah pedalaman masih besar.
Dalam keterangan terpisah, Gubernur Aceh kembali menekankan soal percepatan distribusi sembako ke daerah-daerah yang paling terpukul bencana. Ia menyebut Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur sebagai wilayah yang perlu perhatian ekstra. Nada tegas Mualem terasa seperti perintah agar tak ada alasan administratif yang memperlambat suplai makanan.
BACA JUGA:Bayi Korban Bencana Dilarang Dapat Susu Formula, Kemenkes Tegaskan ASI Pilihan Paling Aman
Ia juga memperingatkan agar logistik tidak hanya berputar di gudang atau menumpuk di lokasi tertentu tanpa bergerak. Muzakir meminta barang-barang bantuan segera digeser ke warga yang benar-benar membutuhkan. “Segera pastikan semua berjalan. Sembako banyak tertumpuk karena (kendala) akses. Percepat distribusi” kata Muzakir dalam keterangan tertulisnya pada Jumat 5 Desember 2025.
Dengan kondisi cuaca yang belum stabil dan akses darat yang bisa kembali tertutup sewaktu-waktu, pemerintah Aceh harus berkejaran dengan medan dan waktu. Kalau jalur telat dibuka, logistik telat datang. Kalau logistik telat datang, risikonya jelas. Itulah yang sejak awal coba digarisbawahi Mualem: jangan sampai warga yang selamat dari banjir justru tumbang karena perut kosong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News