Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5 Persen di Kuartal III, Pemerintah Yakin Masih di Jalur Aman
                                    Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2025 mencapai 5 persen. Pemerintah yakin laju ekonomi masih stabil dan terkendali.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id – Menjelang pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik pada Rabu, 5 November 2025, para ekonom tengah menaruh perhatian besar pada arah pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga tahun ini. Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan bahwa mayoritas analis memperkirakan laju pertumbuhan akan berada di kisaran 5 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Angka ini sejalan dengan proyeksi pemerintah yang sejak awal menargetkan stabilitas pertumbuhan di kisaran lima persen sepanjang 2025.
Dari 30 ekonom yang disurvei, median proyeksi pertumbuhan berada di angka 5 persen YoY. Nilai ini menunjukkan peningkatan tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan pertumbuhan 4,95 persen, meski sedikit melambat dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,12 persen. Estimasi paling optimistis datang dari ekonom Bank Rakyat Indonesia, Ramadani Partama, yang memperkirakan pertumbuhan mencapai 5,07 persen. Sementara proyeksi paling konservatif disampaikan oleh ekonom Trimegah Securities yang memperkirakan hanya 4,79 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, juga melihat angka pertumbuhan di kisaran 5,05 persen YoY. Ia menilai dinamika kuartal ketiga dipengaruhi oleh moderasi pada sektor investasi dan pengeluaran pemerintah. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor masih menjadi motor utama penopang ekonomi nasional.
“Konsumsi domestik masih terjaga di tengah inflasi yang terkendali,” ujar Asmoro dalam laporan OCE BMRI Macro Preview pada Selasa, 4 November 2025.
BACA JUGA:Prabowo Tenangkan Publik Soal Utang Whoosh: Saya yang Tanggung Jawab!
Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga tetap solid di level 5 persen YoY, sejalan dengan peningkatan penjualan ritel yang tumbuh rata-rata 4,7 persen, jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 0,9 persen.
Namun, investasi diperkirakan tumbuh lebih lambat yakni 4,5 persen YoY, turun dari 7 persen pada kuartal sebelumnya. Pelemahan ini tampak dari penurunan penjualan semen sebesar 2,3 persen serta impor barang modal yang melorot dari 32,5 persen menjadi 10,4 persen. Di sisi lain, aktivitas manufaktur mulai menunjukkan tanda pemulihan dengan indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) naik ke level 50,4 dari sebelumnya 47,0.
Sementara itu, pengeluaran pemerintah justru mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen YoY, sejalan dengan penurunan realisasi fiskal sebesar 2,9 persen. Belanja pemerintah pusat bahkan menyusut hingga 5,1 persen. Meski demikian, ekspor tetap menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan 11 persen YoY, sedikit meningkat dari 10,7 persen pada kuartal sebelumnya. Impor yang melambat menjadi 3,2 persen memberikan kontribusi positif terhadap neraca perdagangan nasional.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengonfirmasi bahwa pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di jalur aman. Menurutnya, target sepanjang 2025 tetap 5,2 persen YoY, dengan dukungan stimulus fiskal yang disalurkan melalui berbagai program strategis nasional. 
BACA JUGA:BGN Akui Masih Ada Keracunan MBG, Dalihnya Air yang Belum Steril
“Perkembangan positif aktivitas ekonomi dan koordinasi kebijakan memperkuat optimisme ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5,5 persen YoY pada kuartal IV 2025 dengan dukungan stimulus Rp34,4 triliun. Secara full year 2025 diproyeksi pertumbuhannya akan mencapai 5,2 persen,” ujar Purbaya di gedung Bank Indonesia pada Senin, 3 November 2025.
Sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya menegaskan bahwa sistem keuangan nasional pada kuartal ketiga tetap stabil meski menghadapi tekanan global, termasuk kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat sebesar 19 persen terhadap sejumlah produk Indonesia. Ia mengatakan bahwa Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, serta Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Anggito Abimanyu terus memperkuat koordinasi dan kewaspadaan menghadapi risiko global tersebut.
Dalam rapat terakhir KSSK pada Jumat, 31 Oktober 2025, para pemangku kebijakan sepakat untuk terus mempererat sinergi antar lembaga guna menjaga momentum ekonomi. Purbaya menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga berkat dukungan otoritas moneter yang menurunkan suku bunga acuan hingga level 4,75 persen.
Ia juga menyinggung optimisme masyarakat yang tercermin dari indeks penjualan ritel pada September 2025 yang tumbuh 5,8 persen serta meningkatnya keyakinan konsumen terhadap perekonomian. Aktivitas manufaktur dinilai membaik, ditopang kenaikan pesanan baru selama tiga bulan berturut-turut.
BACA JUGA:Bahlil Lapor ke Prabowo, Golkar Resmi Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Purbaya menambahkan, injeksi likuiditas sebesar Rp200 triliun ke bank-bank Himbara pada September lalu berhasil meningkatkan peredaran uang primer hingga tumbuh 13,2 persen YoY. Dukungan moneter yang longgar turut mendorong pertumbuhan M2 hingga 8 persen.
Secara keseluruhan, pemerintah melihat arah ekonomi nasional masih solid di tengah tekanan global. Semua mata kini tertuju pada rilis resmi BPS yang akan mengonfirmasi apakah proyeksi pertumbuhan lima persen itu sekadar angka harapan atau benar-benar tercermin dalam laju ekonomi riil Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News