Jepang dan Amerika Gelar Latihan Militer Besar Besaran Untuk Antisipasi Ancaman China dan Rusia

Jepang, AS, dan Australia Gelar Latihan Militer Besar Hadapi Ancaman China--
POSTINGNEWS.ID - Tiga negara sekutu, yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Australia, berencana menggelar latihan militer gabungan berskala besar pada akhir Oktober ini.
Latihan tersebut akan melibatkan seluruh matra militer — udara, laut, dan darat — sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman keamanan di kawasan Indo-Pasifik yang kian memanas.
Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran Tokyo terhadap ekspansi kekuatan militer China, terutama di Laut China Selatan dan wilayah perairan sekitar Taiwan.
BACA JUGA:Demi Moral, Politisi PKS Ingin Pemerintah Atur Konten Digital
Jepang menilai aktivitas militer Beijing yang semakin agresif dapat mengancam stabilitas kawasan, termasuk keamanan jalur perdagangan internasional yang vital bagi perekonomian global.
Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataannya menyebutkan, latihan gabungan ini akan berlangsung dari 20 hingga 31 Oktober.
Lokasinya tersebar di berbagai titik strategis di Jepang, mencakup fasilitas militer Amerika Serikat, ruang udara nasional, hingga wilayah perairan di sekitarnya.
BACA JUGA:Pemerintah Gaspol! ESDM dan P2MI Kolaborasi Siapkan Pekerja Migran yang Siap Go Global
Latihan kali ini disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah kerja sama trilateral ketiga negara.
"Latihan ini akan menjaga dan meningkatkan kemampuan operasional gabungan Pasukan Bela Diri dengan melakukan latihan gabungan antara Pasukan Bela Diri Darat, Maritim, dan Udara," kata Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan dalam pengumumannya, Rabu (8/10/2025)
Jepang akan menurunkan kekuatan penuh Pasukan Bela Diri (Self-Defense Forces/SDF) dengan sekitar 52.300 personel, 4.180 kendaraan militer, 60 kapal perang, dan 310 pesawat dari ketiga matra: darat, laut, dan udara.
BACA JUGA:Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Otomatis Jadi Imigran Ilegal
Sementara itu, Amerika Serikat akan mengirim sekitar 5.900 tentaranya, dan Australia turut berpartisipasi dengan 230 prajurit terbaik.
Ketiga negara tersebut akan berlatih bersama dalam berbagai skenario tempur, termasuk pertahanan udara terpadu, pendaratan amfibi, serta operasi maritim di laut terbuka.
“Tujuan utama latihan ini adalah memperkuat kemampuan operasional bersama antara Pasukan Bela Diri Jepang, militer AS, dan Australia,” demikian pernyataan resmi Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang.
BACA JUGA:Waduh Bisnis dan Investasi Bodong Ternyata Digerakkan oleh WNA Ilegal
Latihan juga diharapkan dapat memperdalam koordinasi dan meningkatkan interoperability antara ketiga angkatan bersenjata tersebut.
Selain melatih kemampuan teknis dan taktis, latihan gabungan ini juga menjadi bentuk sinyal politik bahwa aliansi Indo-Pasifik siap menghadapi segala bentuk ancaman terhadap keamanan regional.
Jepang ingin menunjukkan komitmennya dalam menjaga perdamaian dan keterbukaan jalur maritim dari potensi dominasi satu pihak.
BACA JUGA:Ratusan Penduduk Tangerang Ubah Kolom Agama di KTP Mereka
Langkah Jepang dan sekutunya ini juga tak lepas dari kekhawatiran terhadap perkembangan arsenal militer China.
Negeri Tirai Bambu itu disebut terus memperkuat kemampuan rudalnya, termasuk rudal balistik dan jelajah yang berpotensi menjangkau pangkalan militer AS maupun Jepang.
Selain itu, Beijing juga semakin aktif menambah kehadiran kapal perangnya di Samudra Pasifik, bahkan kerap beroperasi di dekat wilayah perairan Jepang.
Kondisi ini mendorong Tokyo, Washington, dan Canberra mempererat kerja sama pertahanan agar mampu merespons ancaman dengan cepat dan efektif.
BACA JUGA:Penyelidikan Tragedi Ponpes Al Khoziny: Polisi Periksa 17 Saksi dan Libatkan Ahli
Latihan militer gabungan yang akan dimulai akhir Oktober ini menjadi simbol nyata dari soliditas tiga negara sekutu tersebut dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Bagi Jepang, langkah ini bukan hanya bentuk kesiapan militer, tetapi juga pernyataan bahwa keamanan regional harus dijaga melalui kolaborasi dan kekuatan bersama.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News