Drama Evakuasi di Sidoarjo: Beton Raksasa Hambat Penyelamatan Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny

Musala ambruk di sidoarjo -Harian Surya-Youtube
“Kami maksimalkan seperti tadi malam berlanjut. Kami mohon doa restunya,” ucap Yudhi dengan nada haru.
Menurut Yudhi, koordinasi dengan ahli struktur dari perguruan tinggi sangat penting agar setiap pemotongan material bisa dilakukan tanpa menimbulkan getaran berlebih yang bisa merusak bagian bangunan lainnya.
BACA JUGA:PNIB Peduli Musibah Bencana Alam di Malang Selatan, Bergandeng Tangan Merajut Persatuan Indonesia
Kerja Keras Tim Gabungan: Antara Harapan dan Risiko
Setiap detik di lokasi kejadian terasa menegangkan. Tim penyelamat harus bekerja dalam kondisi ekstrem, dengan debu tebal, cuaca panas, dan risiko bangunan tambahan runtuh.
Mereka tidak hanya berhadapan dengan waktu, tetapi juga tekanan emosional untuk segera menemukan korban dalam kondisi terbaik.
Namun di balik itu semua, semangat kemanusiaan tetap jadi bahan bakar utama. Sejumlah relawan, mahasiswa teknik, hingga warga sekitar ikut turun membantu dengan cara mereka masing-masing — mulai dari menyiapkan logistik, air minum, hingga doa.
BACA JUGA:Makna Ramalan Tahun Ular Kayu di 2025, Banyak Keberuntungan Atau Malah Musibah?
Harapan dari Sidoarjo
BNPB memastikan dukungan teknis dari berbagai lembaga terus ditambah, termasuk peralatan berat, tenaga ahli struktur bangunan, hingga unit K9 untuk membantu pencarian korban.
Masyarakat Indonesia pun terus mengirimkan doa dan dukungan moral, berharap proses evakuasi berjalan lancar dan korban segera ditemukan.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa keselamatan bangunan publik seperti pesantren harus lebih diperhatikan. Tidak hanya dari sisi desain, tapi juga dari perawatan dan inspeksi berkala.
Karena di balik setiap tumpukan beton yang runtuh, selalu ada cerita kehilangan dan perjuangan yang tak bisa diukur dengan kata-kata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News