Dua Kabupaten di Aceh Masih Terisolir, BNPB Bilang Kondisi Masih Berat

Dua Kabupaten di Aceh Masih Terisolir, BNPB Bilang Kondisi Masih Berat

BNPB melaporkan Bener Meriah dan Aceh Tengah masih terisolir akibat banjir dan longsor, dengan ratusan gampong terdampak serta korban jiwa terus bertambah.-Foto: Antara-

JAKARTA, PostingNews.id  — Dua kabupaten di Aceh, Bener Meriah dan Aceh Tengah, masih terputus dari dunia luar setelah banjir bandang dan longsor menerjang wilayah itu. Akses yang lumpuh ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Banda Aceh. Situasinya bukan sekadar “sulit diakses,” tetapi benar-benar terisolir seperti dua kabupaten yang mendadak hilang dari peta perjalanan darat.

“Kemudian kami laporkan per provinsi, Bapak Presiden. Yang pertama untuk Aceh, kami laporkan untuk yang terisolir, daerah yang masih cukup berat, ada dua kabupaten di Aceh ini, adalah Bener Meriah dan Aceh Tengah, Bapak Presiden” kata Suharyanto dalam siaran langsung Sekretariat Presiden, Minggu 7 Desember 2025.

Di wilayah yang terjebak bencana itu, ratusan gampong ikut terdampak. Suharyanto merinci kondisi di dua kabupaten tersebut dengan angka yang tidak kecil. “Untuk Bener Meriah 232 desa atau gampong, Aceh Tengah 295 desa di 14 kecamatan” ujarnya. Angka-angka ini menggambarkan skala kerusakan yang meluas, bukan sekadar beberapa titik banjir yang bisa dilewati kendaraan tinggi.

Sementara dua kabupaten itu masih terisolir, kondisi di Aceh Tamiang menunjukkan perkembangan sedikit lebih baik. Daerah yang sebelumnya sangat sulit dijangkau kini sudah dapat menerima bantuan melalui jalur darat. Meski aksesnya mulai terbuka, jumlah gampong yang terdampak tetap tinggi, mencapai 216 gampong.

BACA JUGA:Pemerintah Janji 1,4 Juta Hektare Hutan Adat, tapi Tanah Ulayat Tetap Dicaplok Proyek Raksasa

Di sisi lain, laporan korban terdampak bencana di tiga provinsi menunjukkan situasi yang sangat berat. Sebanyak 921 orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. “Per hari ini, Bapak Presiden. Per hari ini meninggal dunia 921 orang” kata Suharyanto dalam siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu 7 Desember 2025.

Jumlah korban yang hilang juga tidak sedikit. Sebanyak 392 orang masih belum ditemukan dan 975.079 orang terpaksa mengungsi. “Ini di tiga provinsi baik Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ujar Suharyanto menjelaskan kondisi pengungsian yang hampir menembus satu juta jiwa.

Rinciannya menunjukkan tingkat keparahan yang merata di ketiga provinsi. Di Sumatera Utara, korban meninggal mencapai 329 orang dan 82 orang hilang. Di Sumatera Barat, korban meninggal 226 orang dan hilang 213 orang. “Untuk Aceh, itu 366 orang meninggal dunia, hilang 97 orang” jelasnya.

Total pengungsi akibat bencana ini mencapai 914.202 orang, sebagian besar dari mereka terpaksa meninggalkan rumah dalam kondisi darurat. Banyak yang belum bisa kembali karena akses tertutup dan kondisi infrastruktur yang rusak berat.

BACA JUGA:Hasto Sindir Bagi-Bagi Bantuan yang Mirip Kampanye di Tengah Banjir Sumatera

Melihat situasi di Aceh, Suharyanto kembali menegaskan masalah utama di dua wilayah yang masih belum dapat dijangkau. “Aceh untuk yang terisolir, yang masih cukup berat ada dua kabupaten, Bener Meriah dan Aceh Tengah” ujarnya. Dua kabupaten itu masih menunggu akses yang kembali normal sehingga bantuan dapat menjangkau seluruh korban yang membutuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share