Kemacetan Jakarta Gegara Perbaikan Tol Semanggi, Gubernur Tegur Jasa Marga: “Kerjakan Saat Libur!”

Pramono Anung 1200-Kantor Kemitraan Alumni-
GT Semanggi 2 dengan satu lajur.
GT Kuningan 1 dibuka parsial.
BACA JUGA:Puncak Macet Banget di Libur Panjang Iduladha, Nih Jalur Alternatifnya
Dampak Sosial: Produktivitas Terganggu, Publik Geram
Kemacetan ini bukan sekadar soal lalu lintas, tetapi juga menyangkut produktivitas masyarakat. Banyak pekerja melaporkan terlambat sampai kantor maupun pulang larut malam.
Di media sosial, tagar seputar “Macet Semanggi” sempat trending, dengan warganet menyoroti lemahnya koordinasi antara pemerintah daerah, Dinas Perhubungan, dan pengelola tol.
Bagi warga, macet berjam-jam di tengah malam adalah pukulan psikologis dan fisik. Selain lelah di jalan, mereka juga kehilangan waktu berharga bersama keluarga.
BACA JUGA:Singapura Pertimbangkan Akui Palestina, Netanyahu Kian Terpojok di Dunia Internasional
Perlu Perencanaan yang Lebih Matang
Kasus ini menyoroti pentingnya perencanaan waktu pengerjaan infrastruktur di Jakarta. Dengan volume kendaraan yang tinggi, pekerjaan perbaikan seharusnya diprioritaskan pada:
Hari libur nasional atau akhir pekan, ketika arus kendaraan lebih longgar.
Jam non-sibuk, seperti tengah malam hingga dini hari.
Koordinasi intensif antara Dishub, kepolisian, dan Jasa Marga untuk rekayasa lalu lintas.
Langkah-langkah tersebut diharapkan bisa meminimalisir dampak sosial ekonomi akibat kemacetan.
Kesimpulan
Kemacetan di Tol Semanggi menunjukkan bahwa pemeliharaan infrastruktur harus seimbang dengan kelancaran mobilitas masyarakat. Teguran dari Gubernur DKI menjadi pengingat bahwa koordinasi lintas pihak sangat penting untuk menghindari kekacauan serupa.
Meski Jasa Marga sudah membuka kembali beberapa gerbang tol, masyarakat berharap ada strategi jangka panjang agar kejadian seperti ini tidak berulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News