Trump Kecewa Tak Disebut dalam Parade Militer China: Kita Kan Juga Nolongin Mereka!

Trump Kecewa Tak Disebut dalam Parade Militer China: Kita Kan Juga Nolongin Mereka!

Donald Trump protes ke China karena tak menyebut peran AS di PD II saat parade militer. Ia sebut AS pernah bantu lawan Jepang.-Foto: IG @potus-

Masalahnya, Trump memang sedang dalam mode “serba curiga”—apalagi isu yang dibicarakan tak main-main, yakni Perang Rusia-Ukraina. Trump, yang kini kembali menempati Gedung Putih, ingin tampil sebagai juru damai global.

BACA JUGA:NasDem Masih Cek Kabar Mundurnya Sahroni, Tapi Hak Istimewanya Sudah Dimatikan

Tapi seperti biasa, gayanya tetap intimidatif penuh teka-teki. “Saya tak punya pesan khusus untuk Putin, tapi dia tahu kalau saya tidak senang, ya tunggu saja,” katanya sambil mengangkat alis saat duduk bersama Presiden Polandia.

Trump memang sempat duduk bareng Putin di Alaska Agustus lalu, dilanjutkan pertemuan dengan Zelenskyy. Ia bahkan berusaha jadi mak comblang—mengatur temu langsung antara Putin dan Zelenskyy.

Tapi seperti nasib banyak KTT damai sebelumnya, rencana itu masih mandek di waiting list. Pejabat Gedung Putih menyebut Trump akan kembali menelepon Zelenskyy, berharap ada follow-up setelah pertemuan virtual dengan koalisi Eropa di Paris.

Di sisi lain, China memilih posisi yang tampaknya netral tapi dengan jempol tetap terangkat ke arah Rusia. Beijing memberikan jalur diplomatik yang ramah dan kantong ekonomi yang hangat, terutama dengan membeli minyak Rusia dalam jumlah besar. Secara tidak langsung, ini seperti membisikkan “Kami tidak mendukung perang, tapi kalau kamu butuh pembeli… kami ada.”

BACA JUGA:MKD Minta Setop Gaji DPR Nonaktif, Sekjen DPR: Kami Proses Dulu

Parade militer China sendiri menjadi panggung diplomasi sekaligus unjuk gigi kekuatan. Di antara rudal-rudal dan marching band, Xi Jinping memperlihatkan barisan tamu istimewanya yang kebetulan semua kurang akur dengan Washington.

Putin, Kim Jong Un, Presiden Iran, hingga Prabowo Subianto duduk manis menyaksikan prosesi yang lebih mirip reuni klub negara non-Barat. Lebih dari 50.000 penonton menjadi saksi parade—tapi tidak satu pun wakil resmi AS tampak di sana. Hanya satu warga AS yang kebetulan lewat, mungkin sedang jalan-jalan.

Xi dalam pidatonya hanya mengucapkan terima kasih pada “pemerintah sahabat” yang pernah membantu rakyat China. Namun, tak satu patah pun menyebut Amerika Serikat, sang mantan rekan sekutu kala melawan Jepang. Ini jelas bikin Trump merasa seperti mantan pacar yang tidak di-tag di postingan nostalgia.

Pengamat melihat bahwa parade ini bukanlah sekadar arak-arakan seragam dan senjata, tapi sinyal jelas dari negara-negara yang ingin mendefinisikan ulang siapa bos di tatanan dunia.

BACA JUGA:Ramai Aksi Kembalikan Barang DPR, Terbaru Kasur Milik Uya Kuya Dipulangin Usai Penjarahan

Richard Fontaine dari Center for a New American Security mengatakan, “Negara-negara ini memang terang-terangan menyuarakan tatanan dunia baru, di mana mereka bisa punya panggung lebih besar, tanpa harus tunduk pada dominasi lama.”

Jadi, apakah ini konspirasi global atau sekadar sahabat-sahabat lama yang ingin tampil lebih di panggung geopolitik? Jawabannya tergantung siapa yang duduk di Ruang Oval.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News