Jokowi Akui Ketemu Xi Jinping Sebelum Sahkan Proyek Kereta Cepat

Jokowi Akui Ketemu Xi Jinping Sebelum Sahkan Proyek Kereta Cepat

Jokowi setujui kereta cepat --Youtube/Sekretariat Presiden

POSTINGNEWS.ID – Pakar kebijakan publik Agus Pambagio mengungkap kembali percakapannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai proyek kereta cepat Jakarta–Bandung Whoosh, yang kini tengah jadi sorotan akibat isu potensi gagal bayar.

Agus mengatakan, sejak awal proyek ini dicanangkan pada 2015, dirinya termasuk salah satu ahli yang dimintai pandangan langsung oleh Jokowi.

Dalam program Head to Head CNN Indonesia, Rabu (22/10) malam, ia menuturkan bahwa sudah sejak awal mengingatkan Jokowi tentang risiko besar proyek tersebut terhadap keuangan negara.

BACA JUGA:Ucapan Jadi Petaka! Pria di Pandeglang Nekat Aniaya Tetangga Gara-Gara Tersinggung Perkataan

Namun, menurut Agus, Jokowi tetap bertekad untuk melanjutkan pembangunan Whoosh. Ia bahkan mengisahkan percakapan pribadi dengan Jokowi yang kala itu menegaskan keputusannya.

“Saya bilang, ‘Pak, itu proyek mahal dan butuh teknologi tinggi.’ Beliau jawab, ‘Ndak apa-apa, saya sudah bicara dengan Xi Jinping.’ Ya sudah,” ujar Agus menirukan ucapan Jokowi.

Agus juga menambahkan, Jokowi mengakui ide pembangunan kereta cepat itu berasal darinya sendiri.

BACA JUGA:Yudi Purnomo: Aparat Tak Bisa Periksa Langsung Pihak China di Proyek Whoosh

“‘Pak, ini ide siapa?’ Beliau jawab, ‘Ide saya’. Ya sudah,” tutur Agus.

 

Lebih lanjut, Agus menyoroti perubahan skema proyek yang awalnya dirancang menggunakan pinjaman antar pemerintah (G to G) dengan Jepang, namun kemudian beralih menjadi skema bisnis antar perusahaan (B to B) setelah menggandeng China.

Meski demikian, kata Agus, Jokowi tetap melanjutkan kerja sama dengan pihak China karena adanya dukungan teknologi dari negeri tirai bambu tersebut.

“Beliau sempat bilang, ‘Mas Agus setuju nggak kalau bangsa maju itu harus kuasai teknologi tinggi?’. Beliau ambil kereta cepat karena ada bantuan dari China,” ujarnya.

BACA JUGA:Ammar Zoni Titip Surat untuk Ustadz Derry: Saya Bukan Pengedar!

Agus menegaskan dirinya tetap memberikan masukan kritis agar proyek tersebut dijalankan dengan kehati-hatian, meski pada akhirnya keputusan tetap berada di tangan presiden.“Saya bilang itu mahal, tapi beliau tenang saja. Ya sudah, saya kan cuma rakyat,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP PSI Bestari Barus menyatakan bahwa pembangunan Whoosh tidak perlu dipermasalahkan jika tujuannya untuk kepentingan publik.

Menurutnya, proyek ini kini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Kalau hitung-hitungan nanti rugi, jangan pakai cara berpikir bisnis untuk rakyat. Seorang pemimpin harus punya keberanian, karena keberanian itulah yang membuat bangsa ini merdeka,” tutup Bestari.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News