Jangan Remehin! Ternyata Cakaran Kucing Bisa Menularkan Rabies, Simak Langkah Pertolongan Pertama ala Dokter Ahli

Padahal, cakaran kucing juga bisa menjadi pintu masuk virus rabies ke tubuh manusia, terutama jika lukanya terbuka dan tak segera ditangani-Pixabay-
POSTINGNEWS.ID --- Banyak orang mengira rabies hanya bisa menular lewat gigitan anjing. Tapi faktanya, cakaran kucing bisa tularkan rabies juga.
Info terbaru, cakaran kucing juga bisa menjadi pintu masuk virus rabies ke tubuh manusia, terutama jika lukanya terbuka dan tak segera ditangani.
Hal ini diungkapkan oleh dr Trisni Untari Dewi, dosen Fakultas Kedokteran IPB University.
Menurut dr Trisni, penularan rabies bukan hanya melalui gigitan, tetapi juga bisa melalui goresan cakaran dan jilatan hewan terinfeksi pada kulit yang terluka atau mukosa (lapisan kulit bagian dalam).
Meski kulit kita tampak utuh, jika terdapat luka kecil yang terbuka, risiko penularan tetap ada.
“Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau mukosa. Kalau kulitnya utuh dan tidak ada luka, virus tidak bisa masuk,” jelasnya.
BACA JUGA:7 Tanaman Hias Indoor yang Ampuh Bunuh Virus dan Bakteri di Udara
Di Indonesia, hewan yang dapat menjadi sumber penularan rabies meliputi anjing, kucing, dan kera.
Namun, anjing tetap menjadi penyumbang tertinggi dalam kasus rabies yang terjadi di masyarakat—sekitar 98 persen penderita rabies tertular dari gigitan anjing.
Lantas bagaimana dengan kucing?
dr Trisni menegaskan bahwa meskipun cakaran kucing terbilang jarang menyebabkan penularan rabies, risiko tetap ada, terutama jika cakaran tersebut menyebabkan luka terbuka yang kemudian terkena air liur dari kucing yang terinfeksi.
“Risiko itu meningkat jika hewan belum divaksin rabies atau berkeliaran bebas tanpa pengawasan. Kucing peliharaan yang rutin divaksin rabies biasanya relatif lebih aman,” tambahnya.
Apa yang Harus Dilakukan Kalau Tercakar Kucing?
Langkah pertama yang harus dilakukan begitu tercakar kucing—apalagi hingga luka terbuka—adalah mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama minimal 15 menit.
Ini penting untuk membersihkan sisa-sisa air liur atau virus dari permukaan kulit sebelum masuk lebih dalam ke jaringan tubuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News