Peluang Ekspor Daging Kerbau India di Indonesia di Tengah Dinamika Harga Global

Ilustrasi Berita--vritimes.com
Negara-negara ASEAN lainnya yang menjadi pasar ekspor daging kerbau India telah menerima harga saat ini, yang masih lebih kompetitif dibandingkan dengan daging sapi dari negara eksportir lain.
Dampak Keterlambatan Kuota dan Strategi Pemerintah
Keterlambatan dalam alokasi kuota dan pemesanan tahun ini menyebabkan kenaikan harga di pasar. Pada tahun-tahun sebelumnya, ketika Ramadan dimulai pada akhir Maret, pemesanan sudah dilakukan sejak Februari.
BACA JUGA:Update Jadwal Pencairan BPNT Rp 600 Ribu, Ini Ciri-ciri NIK KTP Penerima Bansos BPNT 2025
Namun, tahun ini pemesanan dilakukan terlalu dekat dengan musim Ramadan. Biasanya, Rakortas diadakan pada November, tetapi keputusan mengenai kuota baru diumumkan lebih lambat.
Selain itu, tahun ini kuota impor daging sapi dari Australia, AS, dan Selandia Baru untuk pihak swasta dikurangi, dengan alokasi lebih besar diberikan kepada pengadaan berbasis BUMN.
Importir daging swasta mengalami kekurangan stok dan memprotes kebijakan pemerintah yang lebih memprioritaskan impor melalui badan negara sebagai upaya stabilisasi harga di pasar.
Beberapa pihak berpendapat bahwa kebijakan ini juga berdampak pada jaringan kepentingan tertentu, terutama dengan langkah pemerintahan Prabowo dalam mencapai target ketahanan pangan.
BACA JUGA:BRI-MI Raih Penghargaan Indonesia Best Digital Awards 2025
Industri India sendiri menolak narasi yang berkembang di media Indonesia, yang tampaknya dipengaruhi oleh kelompok kepentingan tertentu, mengenai pengurangan kuota swasta dengan alokasi 100.000 MT daging untuk BUMN dari India.
Sebagai catatan, India juga menerima alokasi serupa pada tahun sebelumnya, serta tambahan 20.000 MT untuk impor swasta, yang akhirnya tidak digunakan karena adanya perbedaan internal di antara importir dan perantara.
Perdagangan Langsung untuk Stabilitas Harga
Seorang eksportir menyatakan bahwa dalam kepentingan yang lebih besar, perdagangan langsung daging akan menciptakan persaingan yang adil dan memberikan keuntungan harga kepada konsumen.
BACA JUGA:BPKH Sediakan 48 Bus Eksekutif di Program Mudik Lebaran GRATIS Bertajuk 'Balik Kerja Bareng'
Dengan adanya mekanisme ini, harga grosir dapat ditekan guna meredam inflasi di tingkat ritel.
Dalam kondisi tekanan inflasi, pemerintah masih memiliki ruang untuk menjaga harga tetap terjangkau dengan melakukan pemesanan tepat waktu, menata saluran distribusi, dan mengendalikan kenaikan biaya yang disebabkan oleh perantara melalui proses pengadaan negara.
Perdagangan langsung yang berjalan bersamaan dengan impor melalui BUMN akan membantu menstabilkan harga serta meningkatkan konsumsi protein hewani per kapita.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Source
- Tag
- Share
-