50 Ribu Rumah Diserahkan, Prabowo Akui soal 29 Juta Warga yang Belum Punya Hunian

50 Ribu Rumah Diserahkan, Prabowo Akui soal 29 Juta Warga yang Belum Punya Hunian

Prabowo mengaku masih ada 29 juta warga belum punya rumah meski 50 ribu unit rumah subsidi telah diakadkan di Serang, Banten.-Foto: IG @presidenrepublikindonesia-

JAKARTA, PostingNews.id — Di sebuah kawasan perumahan di Serang, Banten, suasana Sabtu itu terasa berbeda. Ribuan warga ikut menjadi saksi akad massal puluhan ribu rumah subsidi yang digelar Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. Di hadapan mereka, Prabowo Subianto tak menutupi rasa senangnya. Angka yang dibacakan cukup besar. Sebanyak 50.030 unit rumah subsidi resmi diakadkan lewat skema KPR FLPP.

Namun kegembiraan itu tidak membuat Prabowo lupa pada pekerjaan rumah yang jauh lebih besar. Di balik seremoni, ia mengingatkan bahwa capaian hari itu baru sepotong dari persoalan panjang yang dihadapi negara. Puluhan juta rakyat Indonesia masih belum punya atap sendiri untuk berteduh.

“Hari ini saya merasa gembira, walaupun saya sadar perjalanan masih jauh, cita-cita kita masih jauh. 29 juta rakyat kita masih belum punya rumah,” kata Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara akad massal tersebut, Sabtu 20 Desember 2025.

Bagi Prabowo, persoalan perumahan tidak bisa diselesaikan dengan cara setengah-setengah atau jalan sendiri-sendiri. Target tiga juta rumah yang ia canangkan sejak awal masa kepemimpinannya hanya bisa tercapai jika seluruh jajaran bekerja sebagai satu tim. Ia pun menoleh ke arah Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, memberi pesan lugas agar kerja dipacu lebih kencang.

BACA JUGA:Kepala Daerah Berguguran, Bahlil Kumpulkan Kader Golkar dan Pasang Peringatan Keras

“Jadi Pak Ara (Maruarar Sirait), kerja keras ya! Semua menteri kita kompak. Kita cari jalannya. Kalau ada kehendak, pasti ada jalan, saudara-saudara,” ucap Prabowo.

Di titik itu, pidato Presiden mulai melebar. Bukan hanya soal rumah, tapi juga tentang sikap para pembantunya dalam menjalankan pemerintahan. Prabowo mengingatkan para menteri agar tidak menggantungkan kesetiaan pada satu sosok. Ia menegaskan jabatan presiden bukan sesuatu yang abadi, sementara negara dan rakyat jauh lebih besar dari siapa pun yang sedang berkuasa.

“Saya minta ke mereka (para menteri), jangan setia kepada Prabowo. Prabowo datang, Prabowo bisa pergi. Prabowo manusia. Setia kepada Republik, setia kepada rakyat!” jelasnya.

Prabowo kemudian menyinggung soal kekayaan dan sumber daya yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, negeri ini seharusnya tidak kekurangan untuk menyejahterakan rakyat jika semua potensi itu dikelola dengan benar. Kuncinya, kata dia, terletak pada tata kelola yang rapi, penegakan hukum, dan kepatuhan pada aturan.

BACA JUGA:Korban Bencana Sumatera Kewalahan, PDIP Desak Pemerintah Buka Pintu Bantuan Asing

Ia menekankan bahwa pemerintahan yang bersih bukan sekadar jargon, melainkan syarat mutlak agar hasil pembangunan benar-benar sampai ke masyarakat. Aparat negara, menurut Prabowo, memegang peran penting sebagai ujung tombak pelayanan. Jika aparat rusak, maka kekayaan negara akan berhenti di tengah jalan.

“Pemerintah harus bersih! Pemerintah tidak bisa mengizinkan institusi-institusinya korup! Saya bertekad, berusaha untuk membersihkan aparat. Karena aparat adalah yang akan meneruskan, yang akan memberi pelayanan kepada rakyat. Kalau yang memberi pelayanan tidak baik, tidak jujur, saya kira kekayaan terus akan tidak sampai ke rakyat,” kata Prabowo.

Di akhir acara, akad massal rumah subsidi itu pun bukan hanya soal serah terima kunci. Bagi Prabowo, ia menjadi pengingat bahwa di balik angka-angka capaian, masih ada jutaan warga yang menunggu. Perjalanan menuju mimpi memiliki rumah layak, seperti yang ia akui sendiri, masih panjang dan belum selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share