Bayi Korban Bencana Dilarang Dapat Susu Formula, Kemenkes Tegaskan ASI Pilihan Paling Aman
Seduhan susu kental manis -ISTIMEWA (AI)-
JAKARTA, PostingNews.id — Di tengah situasi bencana yang membuat banyak hal serba tidak pasti, Kementerian Kesehatan mengambil sikap tegas soal urusan paling sensitif di pengungsian yaitu pemberian asupan untuk bayi. Pesannya sederhana adalah bayi korban bencana di Sumatera jangan diberi susu formula.
Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga, Lovely Daisy, mengingatkan bahwa kondisi darurat bukan waktu untuk bereksperimen dengan sufor. Ia menegaskan bahwa ASI eksklusif adalah opsi paling aman ketika sanitasi dan persediaan air bersih menjadi barang mewah.
“Kami memang tidak merekomendasikan, ya, adanya pemberian susu formula di situasi bencana ini” ujar Lovely pada Jumat 5 Desember 2025.
Beberapa daerah bergerak lebih cepat. Aceh misalnya sudah mengeluarkan surat edaran yang melarang pemberian sufor untuk bayi terdampak. Ini bentuk kewaspadaan agar bayi tidak terpapar risiko tambahan.
BACA JUGA:Pemerintah Mulai Korek Izin Tambang di Sumatra setelah Banjir Meluas, Bahlil Bidik 23 IUP
“Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh sudah mengeluarkan SE untuk semua kabupaten atau kota untuk tidak memberikan susu formula” lanjutnya.
Lovely menjelaskan bahwa pemberian sufor hanya boleh dilakukan dalam kondisi benar-benar gawat. Itu pun harus berada di bawah pengawasan tenaga kesehatan karena setiap kesalahan penyiapan dapat berakibat fatal.
Risiko susu formula dinilai tinggi. Pengungsi sering kekurangan air bersih, sterilitas sulit dijaga, dan fasilitas sanitasi tidak ideal. Ketika semua syarat itu tidak terpenuhi, sufor berubah dari bantuan menjadi ancaman kesehatan bagi bayi. Karena itu pembatasan dipandang sebagai kebijakan paling aman.
Untuk meminimalkan dampak, Kemenkes menurunkan para ahli gizi ke wilayah bencana. Mereka bertugas memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan standar yang benar. Lovely menyebut dapur umum biasanya hanya memasak makanan untuk orang dewasa sehingga bayi kerap tidak dapat asupan yang sesuai.
BACA JUGA:Bahlil Sindir Ulang Desain Politik di HUT Golkar, Wacana Pilkada Lewat DPRD Muncul Lagi
“Kami sarankan juga pemberian makan untuk balita. Karena beda makanan untuk balita dengan makanan dewasa” ujarnya. Para ahli yang diterjunkan diminta memastikan setiap anak mendapatkan porsi yang sesuai kebutuhan tumbuh kembang mereka.
Kemenkes juga meminta pemerintah daerah memperketat distribusi bantuan. Tujuannya agar tidak ada donor yang membagikan sufor secara sembarangan. Edukasi kepada relawan dan masyarakat menjadi penting mengingat dampak kesehatan jangka panjang dapat muncul jika pemberian makanan bayi dilakukan tanpa standar medis.
Pemerintah menegaskan fasilitas pelayanan ibu dan anak di posko akan diperkuat. Langkah ini termasuk penyediaan area laktasi, konseling ASI, hingga pendampingan bagi ibu menyusui agar produksi ASI tidak terganggu meski berada dalam situasi penuh tekanan.
Kemenkes mengingatkan bahwa keselamatan bayi adalah prioritas utama dalam penanggulangan bencana. Pemenuhan nutrisi anak harus dilakukan mengikuti kaidah medis agar tidak muncul masalah kesehatan di masa pemulihan. Dengan kondisi yang masih terus berubah, menjaga bayi tetap aman menjadi tugas yang tidak boleh salah langkah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News