SBA Textile Resmi Pailit, Industri Tekstil Indonesia di Ujung Tantangan Besar

SBA Textile Resmi Pailit, Industri Tekstil Indonesia di Ujung Tantangan Besar

Menaker Yassierli 1200-PD FSP KEP SPSI JAWA BARAT-

Persaingan global yang makin ketat, terutama dengan produk murah dari negara lain.

Tekanan pasar domestik akibat konsumsi yang belum stabil pascapandemi.

Keterbatasan modal dan inovasi yang membuat beberapa produsen sulit bertahan.

Fluktuasi harga bahan baku yang kerap memukul margin keuntungan perusahaan.

Bagi pengamat industri, pailitnya SBA Textile bisa menjadi alarm serius bahwa sektor tekstil membutuhkan strategi lebih kuat untuk bisa kembali kompetitif, baik di pasar lokal maupun global.

BACA JUGA:Media Diajak Dukung Pemberitaan Seimbang Industri Hulu Migas

Nasib Pekerja dan Investor Jadi Sorotan

Isu terbesar dari putusan pailit ini tentu saja soal nasib pekerja. Ribuan karyawan yang menggantungkan hidupnya pada SBA Textile kini menanti kejelasan terkait hak-hak mereka.

Di sisi lain, investor publik yang menanamkan modal juga berharap perlindungan agar tidak merugi terlalu dalam. Meski manajemen berjanji akan membawa isu ini ke kurator, kepastian masih ditunggu.

BACA JUGA:Perjalanan 2 Dekade Reza Rahadian di Industri Film Nasional Diungkap Lewat 'Refleksi Dua Dasarasa'

Momentum Reformasi Industri

Banyak pihak menilai bahwa kasus SBA Textile harus dijadikan momentum untuk mereformasi industri tekstil Indonesia. Pemerintah, asosiasi industri, hingga pelaku usaha perlu duduk bersama mencari jalan keluar agar kejadian serupa tidak berulang.

Langkah yang bisa ditempuh antara lain mendorong transformasi digital industri tekstil, memperkuat daya saing ekspor, hingga menciptakan skema perlindungan tenaga kerja yang lebih adaptif.

BACA JUGA:INATEX dan INDO INTERTEX 2025 Diharapkan Jadi Wadah Strategis Perkuat Daya Saing Industri Nasional

Kesimpulan

Pailitnya SBA Textile bukan hanya soal runtuhnya satu perusahaan, tapi juga refleksi nyata tantangan berat yang dihadapi sektor tekstil nasional.

Dengan pengawasan pemerintah, peran kurator, dan keseriusan industri dalam berbenah, diharapkan masa depan tekstil Indonesia tetap bisa bersinar. Meski sulit, krisis ini bisa jadi titik balik untuk membangun industri yang lebih tangguh, inovatif, dan berkelanjutan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News