BGN Akui Salah soal Kasus Keracunan Massal MBG, Janji Tanggung Biaya Korban dan Perketat SOP

BGN Akui Salah soal Kasus Keracunan Massal MBG, Janji Tanggung Biaya Korban dan Perketat SOP

Badan Gizi Nasional 1200-BGN-bgn.go.id

Kasus keracunan MBG mencuat di berbagai wilayah. Salah satu yang terbesar terjadi di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, menimpa 1.333 siswa.

Sementara di Ketapang, Kalimantan Barat, keracunan diduga muncul akibat lauk hiu goreng dengan kandungan merkuri tinggi.

Kasus-kasus ini memperkuat desakan publik agar pengawasan MBG lebih ketat, mulai dari dapur penyedia hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.

BACA JUGA:Luar Biasa! Kucurkan Anggaran Rp 1,2 Triliun Per Hari untuk MBG, BGN Targetkan 82,9 Juta Orang Terima Manfaatnya

Investigasi Bareskrim Polri

Pihak kepolisian melalui Bareskrim Polri juga turun tangan melakukan investigasi. Penyidik memeriksa sejumlah dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di berbagai daerah.

“Mulai dari hulu sampai hilir, kami cek bagaimana keamanan pangan dijaga,” kata salah satu penyidik.

Hasil investigasi ini nantinya akan menjadi dasar rekomendasi kepada pemerintah terkait perbaikan program MBG.

BACA JUGA:Viral Rencana Serangga Jadi Menu Makan Gratis, Kepala BGN: Belalang Ada Proteinnya

Lifestyle Angle: Dari Krisis Jadi Momentum Perbaikan

Meski kasus ini mencoreng nama program MBG, banyak pihak menilai kejadian ini bisa menjadi momentum perbaikan sistem pangan nasional.

Selain soal gizi anak, program ini juga melibatkan rantai pasok besar yang menyentuh UMKM lokal, petani, dan nelayan. Dengan pengawasan yang lebih ketat, MBG berpotensi menjadi program unggulan yang tak hanya menyehatkan anak bangsa, tapi juga menggerakkan ekonomi rakyat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News