Dari Gojek ke Rutan, Jejak Karier Nadiem yang Kini Berujung Tersangka Korupsi Chromebook

Dari Gojek ke Rutan, Jejak Karier Nadiem yang Kini Berujung Tersangka Korupsi Chromebook

Usai merintis Gojek dan menjabat Mendikbudristek, Nadiem Makarim kini jadi tersangka korupsi Chromebook senilai Rp1,98 triliun dan ditahan Kejagung.-Foto: Antara-

JAKARTA, PostingNews.id – Perjalanan karier Nadiem Makarim—sosok muda visioner yang dulu dielu-elukan sebagai inovator Gojek dan harapan digitalisasi pendidikan nasional—kini memasuki babak kelam. Pada 4 September 2025, Kejaksaan Agung menetapkannya sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek. Ia pun resmi mengenakan rompi merah muda khas tahanan Kejagung.

Direktur Penyidikan Jampidsus, Nurcahyo Jungkung Madyo, menyampaikan bahwa penyidik telah menetapkan NAM (inisial Nadiem Anwar Makarim) sebagai tersangka.

Dalam keterangan tertulis, jaksa mengungkap bahwa Nadiem memberi instruksi langsung via Zoom kepada empat orang dekatnya pada 6 Mei 2020. Mereka adalah Jurist Tan (eks stafsus), Ibrahim Arief (eks konsultan), Sri Wahyuningsih (eks Dirjen SD), dan Mulyatsyah (eks Dirjen SMP).

Arahan itu adalah segera adakan laptop berbasis ChromeOS. Masalahnya, kajian teknis soal keunggulan Chromebook atas Windows baru keluar sebulan setelahnya, Juni 2020. Dalam hukum administrasi negara, ini disebut melompat pagar prosedur.

BACA JUGA:Kasus Nadiem Tak Berhenti di Chromebook yang Diusut Kejagung, KPK Juga Kejar Korupsi Google Cloud

Tak hanya itu, jaksa mengungkap grup WhatsApp eksklusif bernama “Mas Menteri Core Team” yang konon dibentuk Agustus 2019—bahkan sebelum Nadiem resmi dilantik. Grup WA inilah yang dijadikan dapur utama untuk membahas digitalisasi pendidikan, proyek ambisius yang kini jadi bahan penyidikan.

Siapa Nadiem Makarim?

Lahir di Singapura pada 4 Juli 1984, Nadiem adalah anak dari pasangan intelektual Indonesia, Nono Anwar Makarim dan Atika Alqadrie. Ia menamatkan studi Hubungan Internasional di Brown University (2006), lalu menggondol gelar MBA dari Harvard Business School (2011).

Karier profesionalnya dimulai dari Managing Director Zalora Indonesia (2011), lalu berpindah ke startup pembayaran non-tunai Kartuku sebagai Chief Innovation Officer.

Namun langkah terbesarnya datang pada Januari 2015, saat ia resmi meluncurkan Gojek, layanan ojek online yang bertransformasi menjadi solusi multi-layanan digital di Indonesia. Ia pernah berkata, “Gojek adalah solusi dari segala masalah—macet, logistik, layanan masyarakat,” dalam wawancara Oktober 2015.

BACA JUGA:Nadiem Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Chromebook, Merdeka Belajar Berujung Jeruji Besi

Visinya mengantarkan Gojek menjadi startup decacorn—valuasi lebih dari USD10 miliar. Atas kiprah ini, Nikkei Inc menganugerahkan Nadiem Nikkei Asia Prize ke-24 pada 2018 di Tokyo. Ia tercatat sebagai penerima termuda se-Asia dalam sejarah penghargaan tersebut.

Dari Kabinet ke Kamar Tahanan

Pada 21 Oktober 2019, Nadiem mundur dari Gojek karena ditarik Presiden Joko Widodo masuk ke kabinet. Dua hari berselang, ia diumumkan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian berganti nama menjadi Kemendikbudristek di tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News