Polisi Tolak Laporan Pendukung Prabowo, Sebut Ada Unsur yang Belum Terpenuhi
Jumat 22-09-2023,15:24 WIB
Prabowo bantah isu gampar dan cekik wakil menteri saat rapat.--Instagram/prabowo
Isu ini muncul setelah seorang penyiar
Seword TV, Alifurrahman, secara samar menyebutkan insiden tersebut, tanpa mengungkapkan identitas wakil menteri yang terlibat.
Alifurrahman menegaskan bahwa dia tidak menuding
Prabowo Subianto sebagai pelaku dalam insiden tersebut.
Dia hanya menyampaikan bahwa ada seorang calon presiden yang menampar seorang wakil menteri, sementara dia tidak merinci nama-nama yang terlibat.
"Saya hanya menyebut ada capres menampar wakil menteri," klaim Alif Selasa (19/9) lalu.
Alifurrahman juga menyatakan bahwa tindakan kekerasan seperti itu bukanlah prestasi yang membanggakan.
"Dicekik atau ditampar itu bukan prestasi," lanjut Alifurrahman.
Sebuah media online kemudian mengutip pernyataan Alifurrahman dan menyebutkan bahwa Prabowo adalah pelaku dalam insiden tersebut, menunjukkan ciri-ciri yang mengarah pada Prabowo.
Prabowo membantah keras isu tersebut, mengklarifikasi bahwa dia jarang bertemu dengan wakil menteri yang dimaksud.
Isu ini kemudian ditanggapi oleh Relawan Prabowo dengan melaporkannya ke Bareskrim Polri.
Namun, Bareskrim Polri menolak laporan tersebut dan menerima laporan tersebut dalam bentuk pengaduan masyarakat (dumas) bukan sebagai laporan polisi.
Divisi Hukum Rumah Pemenangan Prabowo, Raja M Nadeak, menyampaikan bahwa terjadi perdebatan antara pihaknya dan penyidik terkait pasal-pasal yang akan diterapkan dalam laporan.
"Mereka (polisi) menganggap bahwa salah satu unsur pidana pasal 14 dan 15 UU No 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana tidak terpenuhi," kata Raja Jumat (22/9) hari ini.
Namun, akhirnya penyidik tetap memutuskan menerima laporan dalam bentuk dumas.
Selain Alifurrahman, pihak yang dilaporkan oleh Relawan Prabowo Mania 08 dan Rumah Pemenangan Prabowo meliputi Rudi S Kamri (CEO Kanal Anak Bangsa) dan Ade Kurniawan (penulis di Kata Logika).
Mereka juga berencana melaporkan Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, namun, persiapan untuk melaporkan Hasto masih sedang dilakukan.
Awal mula isu Prabowo menampar dan mencekik wakil menteri muncul melalui sebuah video di kanal YouTube Seword TV yang diunggah oleh Alifurrahman.
Dalam video tersebut, Alifurrahman menyebut adanya insiden di mana seorang calon presiden yang saat ini menjabat sebagai menteri melakukan tindakan kekerasan terhadap wakil menteri.
Namun, dia tidak menyebutkan nama menteri yang dimaksud secara langsung.
Isu ini kemudian mencuat karena ciri-ciri yang disampaikan oleh Alifurrahman mengarah pada Prabowo Subianto, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan mencalonkan diri sebagai calon presiden.
Alifurrahman mengklarifikasi bahwa informasi tersebut diperolehnya dari seorang informan yang juga merupakan staf dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurut cerita informannya, Prabowo marah karena ada kementerian yang tidak membantu pekerjaannya.
"Saya dapat cerita ini dari informan saya di sana (Istana)," Senin (18/9) silam.
Insiden ini diklaim terjadi sebelum rapat kabinet dimulai, di mana Prabowo marah kepada wakil menteri yang hadir karena menteri yang terkait tidak ada dalam rapat tersebut.
Prabowo sendiri membantah tegas isu tersebut dan menyatakan bahwa dia jarang bertemu dengan wakil menteri tersebut.
Dia menyatakan bahwa insiden seperti yang disebutkan dalam isu tersebut tidak pernah terjadi.
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo mengklaim dirinya lebih sering berinteraksi dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, daripada dengan wakil menteri yang menjadi sorotan dalam isu tersebut.
"Jelas itu tidak benar, ya," kata Prabowo Selasa (19/9) kemarin.
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: