Sementara Ade Armando Geram, PDIP Tak Terima Iklan Azan Ganjar Disebut Politik Identitas

Sementara Ade Armando Geram, PDIP Tak Terima Iklan Azan Ganjar Disebut Politik Identitas

Ganjar Pranowo muncul di iklan azan televisi.--Istimewa

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengundang sorotan publik setelah muncul dalam sebuah iklan yang menayangkan azan magrib di salah satu stasiun televisi swasta.
 
Munculnya Ganjar dalam iklan tersebut menuai berbagai reaksi dan perdebatan di masyarakat.
 
Tayangan tersebut pertama kali muncul pada tanggal 5 September 2023 dan ditayangkan di dua stasiun televisi swasta.
 
Iklan tersebut dibuka dengan pemandangan alam Indonesia yang indah, kemudian Ganjar Pranowo muncul dengan mengenakan baju koko warna putih, peci hitam, dan sarung batik.
 
 
Dalam iklan tersebut, Ganjar terlihat menyambut jemaah yang akan melaksanakan salat magrib di masjid.
 
Ia memberi salam dan mempersilakan jemaah untuk masuk ke masjid.
 
Selanjutnya, Ganjar terlihat sedang melakukan wudhu sebelum melaksanakan salat, dan akhirnya duduk di saf depan sebagai makmum.
 
Kemunculan Ganjar Pranowo dalam iklan azan magrib ini segera menjadi perdebatan di masyarakat, terutama di media sosial.
 
 
Banyak yang menganggap bahwa kemunculan Ganjar dalam iklan ini terkait dengan politik identitas, yang merupakan sebuah isu sensitif di Indonesia.
 
Salah satu politisi yang memberikan reaksi keras terhadap kemunculan Ganjar dalam iklan ini adalah Ade Armando, seorang calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
 
Ade Armando secara tegas mengkritik cara kampanye Ganjar Pranowo melalui tayangan iklan azan magrib di televisi swasta.
 
"Masak serendah ini sih kampanye politiknya?" tanya Ade Armando di akun Twitter/X @adearmando61, Sabtu (9/9).
 
 
Ia berpendapat bahwa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) seharusnya memiliki aturan yang melarang kampanye politik disisipkan dalam tayangan azan di televisi.
 
Reaksi keras terhadap kemunculan Ganjar Pranowo dalam iklan azan magrib ini juga muncul di media sosial.
 
Banyak netizen yang mengkritik dan mempertanyakan apakah Ganjar menggunakan tayangan azan untuk kepentingan politik.
 
"Politik identitas itu tidak haram, tapi jika memanfaatkan tayangan azan di siaran TV agar bacapres penyuka film bokep terlihat sholeh, maka itu masuk golongan munafiqun. Bahkan bisa disebut embahnya kaum munafik," tegas seorang pengguna Twitter/X.
 
 
Namun, ada juga yang memandang kemunculan Ganjar dalam iklan ini sebagai hal yang wajar.
 
Mereka berpendapat bahwa dalam iklan tersebut, Ganjar tidak memberikan pidato politik atau pesan yang berhubungan dengan kontestasi politik, sehingga tidak ada yang salah.
 
Sementara itu, respons dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berbeda terkait dengan kemunculan Ganjar dalam tayangan azan magrib di televisi.
 
Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, membela Ganjar Pranowo dengan menyatakan bahwa Ganjar adalah sosok yang sopan dan religius.
 
 
Menurut Hasto, kemunculan Ganjar dalam tayangan azan magrib bukan merupakan politik identitas.
 
"Bukan (politik identitas)," ujar Hasto.
 
Ia menyatakan bahwa Ganjar adalah pribadi yang religius dan kehidupan spiritualitasnya mencerminkan manusia yang bertakwa kepada Tuhan.
 
"Pak Ganjar Pranowo ini kan sosok yang religius, religiositasnya tidak dibuat-buat," lanjut Hasto.
 
 
Hasto juga berpendapat bahwa ajakan kepada masyarakat untuk melaksanakan ibadah adalah hal yang positif, dan tampilan spiritualitas tidak seharusnya langsung dihubungkan dengan politik identitas.
 
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, juga memberikan respons yang tidak mempermasalahkan kemunculan Ganjar dalam tayangan azan magrib di televisi.
 
Ia mengatakan bahwa itu adalah hal yang sah-sah saja.
 
"Kalau capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja," ujar Anwar.
 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: