Manuver 'Lompat Pagar' Muhaimin dari Prabowo ke Anies Baswedan Dipuji Pengamat

Manuver 'Lompat Pagar' Muhaimin dari Prabowo ke Anies Baswedan Dipuji Pengamat

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.-Foto: Disway-

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), Sholeh Basyari, menilai semua pihak harus mengakui kecerdikan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
 
Hal itu menjadi respons terhadap manuver Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, dan calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, yang secara mengejutkan menyetujui Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden Anies.
 
Sholeh menilai keputusan Muhaimin meninggalkan Prabowo untuk bergabung dengan Anies Baswedan merupakan langkah cerdas.
 
"Jujur harus diakui, Cak Imin selangkah lebih maju," ujar Sholeh, Jumat (1/9).
 
 
Manuver mengejutkan Muhaimin terjadi usai Prabowo mengganti nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
 
Sholeh menilai Muhaimin pandai "melompat pagar", sehingga ia bisa saja memecah pasangan capres-cawapres menjadi empat kelompok.
 
Empat pasangan yang bisa saja muncul menurut Sholeh adalah Prabowo-Erick Thohir yang diusung oleh Gerindra, PBB, Golkar, dan PAN, serta Koalisi NasDem dengan PKB yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
 
Sementara dua pasangan lainnya, meskipun belum diumumkan secara resmi, komposisinya dinilai sudah tampak, yaitu Ganjar Pranowo-Yaqut Cholil Qoumas, serta Sandiaga Uno-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
 
 
Sholeh kemudian membandingkan pasangan Prabowo-Erick dan Anies-Muhaimin.
 
Menurutnya, Anies-Muhaimin bisa menjadi kekuatan besar karena mereka dinilai mampu menggabungkan dua kubu dengan massa yang signifikan.
 
Anies mewakili oposisi, Islam moderat, dan intelektual, sementara Muhaimin mewakili NU asli, Islam tradisional, dan merupakan representasi dari budaya Jawa.
 
Sebaliknya, pasangan Prabowo-Erick dianggap memiliki kelemahan karena pemilih PAN sebagian besar adalah pendukung kuat Anies.
 
 
Selain itu, ketidakjelasan sikap politik Prabowo dalam Pemilihan Presiden 2019 dan Erick yang dianggap sebagai wakil NU nonkultural dianggap sebagai kelemahan.
 
"Erick lebih parah, dijual sebagai NU tidak memiliki akar kultural," ujarnya
 
Sholeh menyimpulkan bahwa Nahdiyin (pengikut NU) seharusnya merasa gembira dengan masuknya nama Muhaimin sebagai pasangan Anies Baswedan.
 
Hal ini dianggap sebagai kemenangan untuk NU setelah beberapa tokoh NU diabaikan dalam beberapa simulasi sebelumnya. 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: