Demokrat Segera Lakukan Manuver Usai Anies Gandeng Muhaimin

Demokrat Segera Lakukan Manuver Usai Anies Gandeng Muhaimin

Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Instagram @agusyudhoyono-

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Partai Demokrat bakal mengadakan Rapat Majelis Tinggi Partai untuk menentukan arah politik mereka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
 
Keputusan tersebut diambil setelah bakal calon presiden Anies Baswedan memutuskan untuk berpasangan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
 
Pengumuman Rapat Majelis Tinggi Partai ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.
 
Riefky menjelaskan bahwa berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat tahun 2020, keputusan terkait koalisi dan calon presiden/wakil presiden harus diambil oleh Majelis Tinggi Partai.
 
 
"Kewenangan penentuan koalisi dan capres/cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai," kata Teuku Riefky Harsya, dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8) hari ini.
 
Menurut Riefky, pihak Demokrat baru-baru ini menerima informasi dari juru bicara Anies, Sudirman Said, yang mengindikasikan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik antara partai NasDem dan PKB.
 
Hasil dari kerja sama ini adalah mereka akan mendukung pasangan Anies-Cak Imin dalam pemilihan mendatang.
 
Riefky menambahkan bahwa manuver tersebut merupakan inisiatif Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
 
 
Setelah menerima informasi tersebut, Demokrat langsung menghubungi Anies untuk meminta konfirmasi.
 
Anies lalu mengonfirmasi bahwa berita tersebut benar.
 
"Berita tersebut adalah benar. Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu," kata Riefky.
 
Awalnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), merupakan salah satu kandidat kuat calon pendamping Anies.
 
 
Di lain sisi, PKB termasuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo Subianto.
 
Sebelumnya, Gerindra dan PKB telah menyusun perjanjian kerja sama, yang salah satu poinnya menetapkan bahwa Prabowo dan Muhaimin akan berpasangan sebagai presiden dan wakil presiden.
 
Hal ini terjadi sebelum Golkar dan PAN juga bergabung dengan KIM. 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: