Pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo, Antara Konsolidasi dan Ironi

Pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo, Antara Konsolidasi dan Ironi

Poster podcast tentang klarifikasi Budiman Sudjatmiko mengenai pertemuannya dengan Prabowo Subianto di channel Youtube Akbar Faizal.--Twitter/@budimansudjatmiko

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Mantan aktivis 1998 dan politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengomentari pertemuan antara Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto.
 
Menurut Fahri Hamzah, langkah yang diambil oleh Budiman Sudjatmiko dianggap tepat, mengingat situasi global yang tidak menentu saat ini membutuhkan kesatuan dan persatuan bangsa.
 
Menurutnya, perpecahan dan perseteruan di antara anak bangsa tidak lagi menguntungkan, dan konsolidasi nasional diperlukan untuk mendukung Prabowo Subianto.
 
"Harus ada waktu bagi kita semua untuk bersatu," ujar Fahri Hamzah, Jumat (21/7) kemarin.
 
Seorang pengamat politik, Khoirul Umam, menyatakan bahwa peta politik yang berubah menjelang Pilpres 2024 memiliki ironi tersendiri.
 
 
Perbedaan politik yang ada pada era reformasi 1998 tampaknya luntur dalam peta politik saat ini.
 
Merapatnya Budiman Sudjatmiko dan aktivis tahun 1998 ke kubu Prabowo dinilai sebagai konsolidasi kelompok pro demokrasi tahun 1998 di sekitar Prabowo Subianto, meski hal ini dianggap sebagai ironi oleh beberapa pihak.
 
"Tentunya manuver ini akan memantik kekecewaan besar dari masyarakat yang masih peduli sejarah reformasi," kata dia.
 
Budiman Sudjatmiko juga berencana mengajak beberapa tokoh penting dari PDIP untuk berembuk.
 
Hal ini terjadi setelah kehebohan pertemuannya dengan Prabowo Subianto, yang menyebabkan rencana pemanggilan ke DPP PDIP bidang Kehormatan karena dianggap bermanuver di luar garis keputusan partai.
 
 
Budiman mengklaim bahwa langkahnya tidak bertujuan untuk memecah soliditas PDIP, dan telah mendukung partai tersebut sejak lama.
 
"Saya ini ber-PDI sejak kelas 6 SD," klaim Budiman.
 
Terkait situasi politik menjelang Pilpres 2024, survei oleh lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menunjukkan persaingan ketat di antara tiga calon potensial, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. 

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya