Prabowo Janji Lunasi Utang Proyek Pesawat Tempur ke Korsel

Prabowo Janji Lunasi Utang Proyek Pesawat Tempur ke Korsel

Pesawat tempur multiguna KF-21 Boramae hasil kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan.--Korea Aerospace Industries Ltd.

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Indonesia dan Korea Selatan sedang bekerja sama dalam pengembangan pesawat jet KF-21 Boramae atau KFX/IFX.
 
Namun, kemajuan proyek ini terhambat karena Indonesia belum melunasi utang proyek.
 
Dalam kontrak kerja sama, pemerintah Korea Selatan bertanggung jawab atas 60 persen dari biaya proyek.
 
Sementara itu, Indonesia dan Korea Aerospace Industries (KAI) masing-masing bertanggung jawab atas 20 persen sisanya.
 
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia akan memenuhi komitmennya dalam kerja sama tersebut.
 
 
Prabowo menyatakan bahwa pihaknya akan terus bernegosiasi dengan pemerintah Korea Selatan.
 
"kita negosiasi terus sama mereka," kata Prabowo, Senin (26/6).
 
Selain proyek KF-21 Boramae, Korea Selatan juga menunggu tanda tangan Prabowo terkait Letter of Credit (L/C) untuk pembangunan tiga kapal selam kelas Changbogo batch II yang dibeli oleh Indonesia dari Hanwha Ocean.
 
Prabowo kembali menekankan bahwa Indonesia akan memenuhi komitmen yang telah dibuat terkait proyek tersebut.
 
"Pokoknya kita penuhi komitmen kita," tegas Prabowo.
 
 
Lee Sung-il, Senior Manager & Chief KFX Joint Development Management Team, mengungkapkan bahwa Indonesia baru membayar 17 persen dari kewajibannya.
 
Artinya, 83 persen sisanya masih menjadi utang.
 
Pemerintah Korea Selatan telah membayar sebagian besar biaya bersama proyek ini dari tahun 2016 hingga 2022.
 
Hal ini disampaikan Lee saat menerima kunjungan jurnalis dari Indonesia-Korea Journalist Network di Kantor KAI, Sacheon, Korea Selatan.
 
Meskipun Indonesia akan memberikan jadwal baru untuk pembayaran proyek KF-21 Boramae pada akhir Juni 2023, Lee tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai masalah pembayaran ini.
 
 
Ia menilai bahwa kesepakatan itu adalah urusan antara pemerintah kedua negara.
 
Kesulitan dalam pembayaran ini dapat berdampak serius pada program pengembangan KF-21 Boramae.
 
Korea Selatan berharap pemerintah Indonesia dapat membayar proyek ini, mengingat kendala anggaran yang mereka hadapi.
 
"Kami kelimpungan karena masalah biaya sehingga kami harap pemerintah Indonesia dapat melunasi proyek ini," tuturnya.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: