Curhat ke AI Tiap Hari, Dampaknya Bikin Orang Terjebak Delusi dan Isolasi Sosial

Curhat ke AI Tiap Hari, Dampaknya Bikin Orang Terjebak Delusi dan Isolasi Sosial

Penggunaan chatbot AI sebagai teman curhat harian dinilai dapat memicu delusi dan isolasi sosial pada sebagian pengguna rentan.--Gambar dibuat oleh AI untuk Posting News

BACA JUGA:Busyro Muqoddas Sebut Kepemimpinan Prabowo Kehilangan Arah

Para ahli menilai situasi ini harus berubah. Minimnya data formal menyulitkan pengukuran skala masalah sekaligus perancangan perlindungan yang efektif. Namun menunggu bukti sempurna juga bukan pilihan bijak. Morrin menekankan perusahaan AI perlu bekerja lebih erat dengan profesional kesehatan mental dan orang-orang dengan pengalaman hidup gangguan mental.

Beberapa langkah awal mulai terlihat. OpenAI telah merekrut psikiater klinis untuk menilai dampak kesehatan mental produknya. Perusahaan ini juga mengakui bahwa modelnya pernah “gagal mengenali tanda-tanda delusi atau ketergantungan emosional.” Ke depan, mereka berencana mendorong jeda penggunaan, mendeteksi tanda stres, dan menyesuaikan respons dalam situasi berisiko tinggi.

Potensi chatbot tetap besar. Ia bisa mengurangi rasa kesepian, membantu belajar, bahkan mendukung kesehatan mental. Tapi sejarah memberi peringatan. Seperti diingatkan Vasan, “Kami belajar dari media sosial bahwa mengabaikan dampak kesehatan mental dapat berujung pada konsekuensi kesehatan publik yang menghancurkan. Masyarakat tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama.”

Di sinilah tarikannya. Antara alat yang membantu dan relasi yang menjerat. AI mungkin tak punya niat jahat. Namun tanpa kehati-hatian, percakapan yang terasa ramah bisa berubah jadi lorong sunyi yang membawa sebagian orang terlalu jauh masuk ke kepalanya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share

Berita Terkait