JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Belakangan publik dihebohkan dengan chat pribadi antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari dan Ketua Umum Partai Republik Satu Hasnaeni Moein alias Wanita Emas.
Chat tersebut dibongkar di persidangan yang diselenggarakan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang mana Hasnaeni mengadukan kepada DKPP perkaranya dengan Hasyim Asy'ari.
Politisi Partai PDI Perjuangan, Arvindo Noviar menyayangkan adanya skandal tersebut.
BACA JUGA:Skandal Suami Bu Kades dan Pelakor Tak Masuk Akal, Hampir Bawa-bawa Dukun: Petugas Sudah Curiga
Baginya, tindakan ketua KPU sangat tak pantas dan memalukan.
Pasalnya, Hasyim Asy'ari adalah seorang tokoh dari lembaga independen yang harusnya bisa menjamin tegaknya politik bersih di Indonesia.
"Sebagai pejabat publik seharusnya Ketua KPU menjaga harkat dan martabat dirinya, karena jabatan publiknya selalu melekat pada dirinya, maka laku-nista semacam itu tidak bisa ditolerir," kata Arvindo pada Rabu, 5 April 2023.
Arvindo mengingatkan agar lembaga KPU tetap independen dan memandang setara terhadap seluruh partai dan politisi.
Terbongkarnya chat Hasyim dengan Ketum Partai Republik Satu dianggap Arvindo sebagai ketidaknetralan pribadi atas nama syahwat.
Hasyim dinilai melanggar sejumlah pasal dalam Peraturan DKPP Nomor 2 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu (KEPP).
"Sudah sangat jelas putusan DKPP, bahwa ketua KPU melanggar prinsip dan kode etik. Layak dicopot," paparnya.
Diketahui Hasnaeni atau wanita emas saat ini tersandung kasus korupsi penyimpangan dan penyelewengan penggunaan dana PT Waskita Beton Precast pada 2016-2020.
BACA JUGA:Skandal! Ketua DPRD Kaltim Pidanakan Perempuan 'Open BO'
Dalam sidang di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) tersebut, terkuak percakapan pribadi antara ketum Partai Republik Satu dengan Ketua KPU.