Diet Detoks Tak Selalu Mendatangkan Kebaikan, Baca Ulasannya
Ilustrasi: Menu diet detoks-Pixabay/@congerdesign-
Faktanya, ada empat sistem berbeda di dalam tubuh yang bekerja untuk membuang zat yang berpotensi berbahaya seperti ginjal bertugas menyaring darah dan membuang racun melalui urin, hati membantu memproses nutrisi dan memodifikasi racun agar lebih mudah dikeluarkan oleh ginjal.
+++++
Kemudian ada paru-paru membantu membuang racun dari udara serta usus besar membantu membuang limbah dan racun melalui buang air besar.
Cara terbaik untuk mendukung organ tersebut melakukan proses detoksifikasi tubuh adalah dengan makan makanan padat nutrisi yang penuh serat, sayuran, buah-buahan, dan sumber protein tanpa lemak.
Melakukan setidaknya 150 menit berolahraga intensitas sedang dalam seminggu, istirahat cukup, berhenti merokok, minum air putih cukup, dan menghindari alkohol.
Detoksifikasi air: kerugian minum terlalu banyak air
Tory Tedrow, ahli gizi internal untuk aplikasi makan sehat SugarChecked, mengatakan bahwa minum terlalu banyak air dapat menyebabkan hiponatremia. Saat itulah darah Anda mengandung terlalu sedikit natrium, yang menyebabkan sel Anda membengkak.
Hiponatremia menyebabkan gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, kebingungan, kelelahan, kram otot, kejang dan koma. Gejala-gejala ini bervariasi dalam tingkat keparahan tetapi bisa dengan cepat mengancam jiwa dan memerlukan intervensi medis.
BACA JUGA:
Jadwal Pertandingan Bola Liga Italia hingga Liga Spanyol, Sabtu 9 April 2022
Kartu Prakerja Gelombang 26 Resmi Dibuka, Yuk Buruan Daftar!
Bukti menunjukkan bahwa minum air dalam jumlah berlebihan dan membatasi asupan kalori dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
+++++
Detoks puasa: apakah puasa jawabannya?
Sementara banyak ahli menyarankan agar tidak melakukan detoks yang hanya meminum jus atau pencahar, yang lain justru menyarankan untuk menggunakan metode makan yang merangsang autophagy.
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: sugarchecked