Perang Minyak di Depan Mata? Maduro Teriak AS Siapkan Invasi Militer, Trump Cuma Bilang 'Cuma Telepon Biasa'
Nicolas Maduro, Presiden Venezuela --
POSTINGNEWS.ID --- Ketegangan di belahan bumi barat mencapai titik didih. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, melemparkan tuduhan serius yang bisa mengguncang pasar energi dunia.
Maduro mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) tidak sedang bermain-main. Menurutnya, Washington tengah mempersiapkan invasi militer bersenjata ke negaranya. Motifnya bukan lagi soal demokrasi, melainkan ambisi untuk menguasai "Harta Karun Hitam" alias cadangan minyak terbesar di dunia yang terkandung di perut bumi Venezuela.
Ketakutan ini bukan isapan jempol semata bagi Caracas. Berikut adalah 3 babak panas konflik Venezuela vs AS yang kini menyeret organisasi minyak dunia, OPEC.
BACA JUGA:Meski Diboikot Trump, Acara KTT G20 Tetap Meriah
1. Surat Darurat ke OPEC: "Tolong Hentikan Agresi AS!"
Tak sanggup menghadapi tekanan sendirian, Maduro resmi meminta bantuan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries).
Dalam surat yang dibacakan oleh Wakil Presiden Delcy Rodriguez di forum menteri OPEC, Maduro menyebut AS sedang menggunakan kekuatan militer yang kian besar untuk mengepung negaranya.
"Washington berusaha merebut cadangan minyak Venezuela yang sangat besar, yang terbesar di dunia, dengan menggunakan kekuatan militer," tulis Maduro dalam surat tersebut.
Caracas menilai operasi militer AS di Laut Karibia adalah kedok untuk menggulingkan pemerintah dan merampas aset negara.
BACA JUGA:Trump Paksa Ukraina Setujui Damai dengan Rusia
2. Respons Santai Trump: "Cuma Telepon Biasa"
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menanggapi situasi ini dengan gaya khasnya yang santai namun sulit ditebak. Saat dikonfirmasi wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Trump membenarkan adanya komunikasi dengan Maduro, namun menolak menyebutnya sebagai situasi genting.
"Saya tidak akan mengatakan itu berjalan baik atau buruk. Itu hanya panggilan telepon," ujar Trump datar.
AS bersikeras bahwa pengerahan armada tempur di Karibia murni bertujuan untuk misi anti-narkotika dan penegakan hukum regional, bukan untuk memicu perang terbuka.
BACA JUGA:Benarkah Kelapa Sawit Perusak Hutan? Begini Fakta Lengkapnya
3. Dalih Narkoba vs Siasat Kudeta
Poin perdebatan utama ada pada tujuan pengerahan militer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News