Said Didu Minta Presiden Turun Tangan Berantas Mafia Tanah Yang Rampok Tanah JK
M. Said Didu||Twitter @msaid_didu--
POSTINGNEWS.ID — Polemik sengketa tanah yang menimpa mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat sorotan tajam dari Said Didu.
Ia menduga ada praktik mafia tanah yang melibatkan Grup Lippo dalam kasus lahan milik JK di Makassar, yang kini tengah diselidiki.
BACA JUGA:Sebelum Ke AS, MBS Ngaku Dapat Surat dari Presiden Iran
Dalam wawancara dengan Abraham Samad, Said Didu menyebut JK sangat marah atas persoalan tersebut.
“Kita tidak pernah puluhan tahun sama Pak JK, saya tidak pernah menyaksikan marah seperti itu,” ujarnya, menggambarkan ketegangan yang terjadi.
Said Didu mengungkap JK mengucap tiga kata keras: “perampokan, siri, dan jihad.” Kata-kata itu menggambarkan tingkat kemarahan mantan wapres yang memiliki rekam jejak panjang dalam menyelesaikan konflik, termasuk Poso, Ambon, dan Aceh.
BACA JUGA:Guru Dipecat Karena Difitnah Pungli, LSM Yang Bikin Laporan Dihujat Netizen
Menurutnya, jika JK saja bisa diperlakukan demikian, maka rakyat biasa semakin rentan menjadi korban.
Ia menilai persoalan ini hanya dapat diselesaikan melalui dua jalan: rakyat melawan atau Presiden Prabowo turun tangan menghentikan mafia tanah.
Ia menilai kasus ini menjadi ujian bagi Prabowo. “Saya pikir mereka mengetes Pak Prabowo. Apakah Pak Prabowo berani melawan oligarki dan mafia tanah?” katanya. Hingga kini Prabowo belum pernah menyinggung mafia tanah dalam pidatonya.
BACA JUGA:Makin Miskin Makin Disalahkan, Ini Alasan Ilmiah Kenapa Orang Miskin Sering Diinjak-injak
Said Didu menyoroti bahwa jeda sikap dari pemerintah pusat membuat persoalan semakin kabur.
Ia menilai sistem mafia tanah bekerja terstruktur dan sistematis sehingga perlu intervensi langsung kepala negara untuk membongkarnya.
Persoalan tanah JK di Makassar telah memicu diskusi publik. Banyak pihak menilai kasus ini menunjukkan betapa kuatnya jaringan ekonomi-politik dalam perebutan lahan strategis, bahkan terhadap tokoh setingkat mantan wakil presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News