Ledakan di SMA 72 Jakarta dan Ancaman Ekstremisme
Ledakan di SMA 72 Jakarta dan Ancaman Ekstremisme-Ilustrasi bom-Pixabay
POSTINGNEWS.ID - Setara Institute menilai ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025), merupakan bentuk nyata ekstremisme kekerasan yang masih mengintai Indonesia. Tragedi itu melukai puluhan orang dan mengguncang publik.
Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan, menegaskan bahwa kasus ini menjadi alarm bahaya setelah tiga tahun Indonesia mencatat “nol serangan teroris”.
“Peristiwa di SMA 72 Jakarta adalah peringatan bahwa kesiapsiagaan harus selalu dilakukan,” ujarnya.
BACA JUGA:Pengamat: Banyak Jalan Tol Era Jokowi Jadi 'Monumen Beton'
Menurut Halili, munculnya nama-nama pelaku teror dunia seperti “Brenton Tarrant” dan “Alexandre Bissonnette” dalam insiden itu menunjukkan adanya indikasi ideologi ekstremisme global yang menular hingga ke kalangan pelajar.
Ia menilai tragedi tersebut bukan peristiwa kriminal biasa, melainkan mengandung elemen terorisme berbasis kebencian terhadap perbedaan.
“Kita harus mengakui masalah ekstremisme kekerasan di usia dini masih besar dalam tata kebinekaan kita,” katanya.
BACA JUGA:Gen Z di Persimpangan Moral: Pintar, Melek Digital, tapi Tergoda Judol
Halili menegaskan pentingnya literasi kebangsaan dan toleransi untuk mencegah paparan ideologi ekstrem di kalangan generasi muda.
“Peningkatan literasi kebangsaan harus dilakukan lebih massif,” ujarnya.
Setara Institute menyoroti data survei 2023 yang menunjukkan 24,2 persen remaja masuk kategori intoleran pasif, 5 persen intoleran aktif, dan 0,6 persen sudah terpapar ideologi ekstrem. Angka ini meningkat dibanding survei 2016.
BACA JUGA:Riset Baru Buka Kedok Kalkulator Karbon, Emisi Penerbangan Bisa 5 Kali Lebih Tinggi
Menurut Halili, pencegahan harus dilakukan lewat pendidikan berpikir kritis dan penerimaan terhadap keberagaman. Ia menekankan pentingnya membiasakan generasi muda mengelola ketidaksetujuan secara damai.
“Ketidaksetujuan terhadap pandangan atau simbol yang berbeda bukan alasan untuk merusak atau meniadakan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News