Nama Marsinah Masuk Daftar, Fadli Zon: Ia Memenuhi Syarat Pahlawan Nasional
Dewan Gelar menyebut aktivis buruh Marsinah memenuhi syarat sebagai Pahlawan Nasional. Perjuangannya dinilai menginspirasi dan layak diabadikan negara.-Foto: IG @fadlizon-
JAKARTA, PostingNews.id — Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Fadli Zon, memberi sinyal positif bagi upaya pengusulan aktivis buruh Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Menurutnya, nama Marsinah sejak awal diajukan bukan hanya oleh satu-dua pihak, tetapi oleh banyak organisasi buruh dan pemerintah daerah, yang menganggap perjuangannya penting untuk sejarah gerakan pekerja di Indonesia.
“(Marsinah) memenuhi syarat. Kan perjuangan buruh, perjuangan menginspirasi juga ya yang saya kira soal perjuangan untuk kesejahteraan buruh, hak-hak buruh, dan lain-lain,” ujar Fadli Zon di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 5 November 2025.
Saat ini, Dewan Gelar menerima total 49 nama calon pahlawan nasional hasil kajian Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) Kementerian Sosial. Dari jumlah tersebut, sembilan nama sebelumnya memang sudah diusulkan.
Dewan kemudian melakukan penyaringan hingga tersisa 24 nama yang menjadi prioritas untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Fadli tidak menyebut apakah Marsinah termasuk dalam daftar prioritas tersebut, begitu pula soal posisi Soeharto yang juga tengah menjadi perdebatan publik.
BACA JUGA:Laporan UNEP: Target Iklim Dunia Melenceng, Pemanasan Global Bisa Tembus 2,5 Derajat
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan dukungan terbuka untuk usulan menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Dukungan itu ia sampaikan dalam pidato peringatan Hari Buruh Internasional di Monas pada 1 Mei 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menceritakan bahwa permintaan agar ada pahlawan dari kalangan buruh datang dari para pimpinan serikat pekerja.
“Dalam pertemuan, para tokoh buruh menyampaikan kepada saya, ‘Pak, kenapa sih tidak ada Pahlawan Nasional dari kaum buruh?’” ujarnya, seperti dikutip Antara.
Prabowo menyebut, setelah berdiskusi, para pemimpin serikat buruh lalu mengusulkan satu nama.
BACA JUGA:Tak Tersinggung Disebut Konten Kreator, Dedi Mulyadi: Yang Penting Manfaat Buat Jawa Barat
“Mereka kemudian menyampaikan, bagaimana kalau Marsinah, Pak? Marsinah jadi Pahlawan Nasional,” tutur Prabowo. Ia pun menegaskan sikapnya: “Asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh, saya akan mendukung Marsinah menjadi Pahlawan Nasional.”
Nama Marsinah telah lama menjadi simbol perjuangan kelas pekerja. Ia lahir di Nganjuk pada 10 April 1969 dan bekerja sebagai buruh pabrik arloji di Sidoarjo. Marsinah dikenal aktif memimpin aksi protes untuk menuntut kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja.
Perjuangan itu berakhir tragis. Pada 9 Mei 1993, Marsinah ditemukan tewas di sebuah hutan di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk. Ia diduga menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan setelah memimpin aksi demonstrasi menuntut hak-hak buruh di pabrik tempatnya bekerja. Kasus kematiannya hingga kini dianggap sebagai salah satu pelanggaran HAM berat yang belum mendapatkan penyelesaian yang layak.
Kisah Marsinah tidak pernah hilang dari ingatan gerakan buruh. Ia menjadi representasi keberanian menghadapi tekanan penguasa dan pemilik modal. Karena itu, wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional bagi dirinya bukan sekadar penghargaan simbolik, melainkan pengakuan terhadap sejarah panjang perlawanan pekerja di Indonesia — sejarah yang sering kali tak ditulis dari sudut pandang mereka yang menjadi korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News