Tak Tersinggung Disebut Konten Kreator, Dedi Mulyadi: Yang Penting Manfaat Buat Jawa Barat
Dedi Mulyadi merespons hasil survei elektabilitas dan sebut aktivitas kontennya memberi manfaat bagi warga Jawa Barat.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id – Survei terbaru dari lembaga riset IndexPolitica Indonesia kembali memunculkan dinamika baru jelang Pemilu 2029. Nama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ikut masuk dalam daftar tokoh yang dipotret elektabilitasnya. Namun, hasilnya menunjukkan selisih yang cukup lebar dibandingkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menduduki posisi teratas.
Dalam survei tersebut, elektabilitas Dedi hanya berada di kisaran 2,50 persen. Angka ini terpaut jauh dari Purbaya yang mengantongi dukungan publik mencapai 22,50 persen. Selain Purbaya, muncul pula beberapa tokoh politik lain yang telah lebih dulu akrab di panggung nasional, seperti Wakil Presiden Gibran Rakabuming yang meraih 4,80 persen, Anies Baswedan dengan 13,40 persen, Ganjar Pranowo 7,12 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono yang berada di angka 5,12 persen.
Direktur Eksekutif IndexPolitica Indonesia, Denny Charter, kemudian menyoroti gaya komunikasi politik Dedi Mulyadi. Menurutnya, Dedi selama ini lebih dikenal lewat aktivitasnya di media sosial sehingga tampil sebagai figur yang ia sebut sebagai konten kreator. Sementara itu, naiknya popularitas Purbaya dinilai terjadi karena kebijakan dan langkah yang ia ambil setelah menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
Menanggapi hal tersebut, Dedi tidak terlihat tersinggung. Dalam unggahan video pendek di Instagram pribadinya, ia justru memberikan respon yang tenang. “Tidak mesti marah atau emosional ketika ada yang mengatakan saya lebih sebagai konten kreator karena kemampuan mengelola media sosial. Orang menyebut konten kreator itu justru memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat,” ucap Dedi.
BACA JUGA:MKD Putuskan Sahroni Nonaktif dari DPR, Hak Keuangan Diputus Sampai 6 Bulan
Ia kemudian menyebut bahwa keaktifannya di media sosial membantu pemerintah provinsi untuk menekan anggaran komunikasi publik. “Pemprov Jawa Barat gak mesti lagi keluarkan uang puluhan miliar untuk kerja sama media, membayar buzzer, influencer, dan akhirnya bisa kita gunakan uang itu untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Dedi lantas memaparkan sederet program pembangunan yang telah dijalankan Jawa Barat selama 2025. Ia menyinggung pembangunan jalan sepanjang 664 kilometer, pemasangan 14.259 unit lampu penerangan jalan, normalisasi sungai sepanjang 14 kilometer, hingga perbaikan ribuan rumah tidak layak huni.
“Perbaikan rutilahu 1.270 unit, kita juga bisa melakukan pembangunan unit sekolah baru sebanyak 12 sekolah, bisa membangun ruang kelas baru sebanyak 754 kelas, perbaikan kelas sebanyak 150 kelas,” ucapnya.
Bagi Dedi, hasil survei ini bukanlah pukulan, melainkan pengingat. Ia menyebut bahwa angka elektabilitas tersebut menjadi bahan refleksi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. “Kita anggap berbagai sindiran, nyinyiran, autokritik yang dialamatkan kepada saya sebagai obat agar saya tidak jemawa terus mawas diri dan konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News