Data Salah Besar! Menkeu Purbaya Bongkar Fakta Sebenarnya di Balik 110 Ribu Calon Pembeli Rumah yang Gagal Dapat KPR Tapera

Purbaya Yudhi Sadewa 1200-@pyudhisadewa-Instagram
Artinya, kendala membeli rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah bukan hanya soal administrasi atau catatan kredit, melainkan karena daya beli yang memang belum memadai.
Hal ini juga menjelaskan kenapa banyak program KPR subsidi masih belum terserap optimal meskipun bunga sudah ditekan dan tenor diperpanjang.
BACA JUGA:Uang CSR BI Jadi Mobil, KPK Bongkar Jejak Dana Haram Milik Staf Anggota DPR Heri Gunawan
Tapera & Pengembang Bakal Lakukan Pendataan Ulang
Sebagai langkah lanjut, BP Tapera bersama asosiasi pengembang properti akan kembali melakukan pendataan menyeluruh terhadap calon pembeli rumah dari segmen MBR.
Langkah ini bertujuan agar program KPR subsidi lebih tepat sasaran dan bisa menjawab kebutuhan nyata di lapangan.
“Tapera akan diskusi lagi dengan para pengembang untuk menyisir potensi demand yang belum bisa dilayani saat ini,” ujar Purbaya.
Ia berharap dengan pendataan ulang ini, pemerintah bisa melihat gambaran riil permintaan perumahan rakyat, bukan hanya berdasarkan data administratif.
BACA JUGA:Komite Reformasi Polri Tinggal Diumumkan, Mahfud Dipastikan Masuk Daftar
Dorong Permintaan Rumah di Akhir Tahun
Purbaya juga menekankan pentingnya memacu permintaan perumahan di kuartal IV 2025.
Menurutnya, sektor properti punya efek domino besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di bidang konstruksi, bahan bangunan, dan tenaga kerja.
“Saya berharap Oktober, November, Desember ini ada banyak pembeli baru. Kalau pembangunan perumahan meningkat, ekonomi juga akan tumbuh lebih cepat,” jelasnya.
Dengan peningkatan permintaan rumah, diharapkan perputaran uang di sektor riil bisa meningkat dan memberikan dorongan positif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia menjelang akhir tahun.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Sidak Pabrik Aqua, Kaget Air Pegunungan Ternyata Hasil Sumur Bor
Klarifikasi Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa ini menepis isu besar yang sempat bikin geger publik — bahwa 110 ribu calon pembeli rumah gagal akibat data SLIK OJK.
Faktanya, angka itu terlalu dibesar-besarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News