Akhirnya 'Healing' Total! Ribuan Pohon Sawit Ilegal Tesso Nilo Dibabat, Hutan Konservasi Siap Glow Up Lagi!

Akhirnya 'Healing' Total! Ribuan Pohon Sawit Ilegal Tesso Nilo Dibabat, Hutan Konservasi Siap Glow Up Lagi!

Deforestasi terus menggerus hutan dunia. Dampaknya merambat ke krisis iklim, hilangnya satwa, hingga bencana yang mengancam manusia.-Foto: IG @iklimkuorg-

POSTINGNEWS.ID --- Halo Sobat Lestari! Pernah nggak sih lo ngebayangin gimana rasanya kalau kamar tidur lo tiba-tiba dijadiin kebun sama orang asing? Sesak dan nggak nyaman banget, kan? Nah, itulah yang dirasain sama gajah dan harimau di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau, selama bertahun-tahun. Hutan yang harusnya jadi rumah mereka, malah "botak" dan berubah jadi lautan sawit ilegal.

Tapi, ada kabar gembira yang bikin hati adem nih! Sabtu kemarin (20/12/2025), pemerintah resmi menekan tombol "Reset" buat Tesso Nilo. Nggak main-main, pohon-pohon sawit yang merambah kawasan konservasi mulai ditumbangkan. Ini adalah langkah bersejarah buat ngebalikin vibes hutan hujan tropis yang udah lama hilang.

Bukan cuma soal tebang pohon, tapi ada cerita haru soal pengorbanan warga demi alam. Penasaran gimana proses "operasi penyelamatan" paru-paru dunia ini? Yuk, simak update lengkapnya!

BACA JUGA:Hashim Sebut Prabowo Tak Punya Sejengkal Pun Lahan Sawit di Indonesia

Sawit Out, Pohon Kulim In: Simbol Harapan Baru

Fakta pahitnya dulu nih, Guys. Dari total 81 ribu hektare luas Tesso Nilo, sekarang cuma sisa sekitar 16 ribu hektare hutan asli. Sisanya? Diduga kuat "dijajah" sama kebun sawit. Sedih banget, kan?

Makanya, aksi Menteri Raja Juli kemarin itu krusial banget. Beliau secara simbolis memusnahkan pohon sawit dan langsung menggantinya dengan menanam bibit Pohon Kulim. Ini sinyal tegas negara: Fungsi konservasi harga mati!

"Pemusnahan sawit ini bukan berarti kita musuhan sama masyarakat ya, tapi kita mau balikin Taman Nasional ke kodratnya sebagai hutan konservasi," tegas Raja Juli. Jadi, ini bukan soal benci petani, tapi soal nyelamatin ekosistem yang udah kritis.

BACA JUGA:Tanam Sawit sampai Tenaga Surya, Ini Paket Lengkap Perintah Prabowo untuk Papua

Respect Setinggi Langit Buat Warga Desa Bagan Limau!

Biasanya, berita penggusuran lahan itu isinya bentrok atau drama air mata. Tapi kali ini beda, Sob. Warga Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, justru jadi MVP (Most Valuable Player) dalam misi ini.

Mereka dengan sukarela nyerahin balik lahan seluas 633 hektare ke negara. 228 kepala keluarga yang tadinya tinggal di dalem hutan konservasi, setuju buat pindah (relokasi). Gila sih, ini butuh kebesaran hati yang luar biasa. Menteri Raja Juli sampai nyebut mereka sebagai uswah hasanah alias teladan yang baik.

Pola penyelesaian konflik yang damai lewat dialog dan rekonsiliasi kayak gini nih yang harusnya ditiru di tempat lain. Nggak ada kekerasan, yang ada cuma kesadaran buat masa depan bumi.

BACA JUGA:Tegas! Satgas PKH Kasih Denda Rp38,6 Triliun Ke Perusahaan Tambang dan Sawit Perusak Lingkungan

Solusi Win-Win: Pindah ke Lahan Lega

Terus, nasib warganya gimana? Tenang, pemerintah nggak lepas tangan kok. Mereka nggak diusir begitu aja, tapi dipindahin ke kawasan Perhutanan Sosial yang total luasnya mencapai 635,83 hektare.

Sebagai gantinya, negara udah nyiapin lahan eks PT PSJ dan eks PTPN seluas lebih dari 800 hektare buat mereka garap secara legal. Jadi, hutannya selamat, dapur warga juga tetap ngebul. Adil, kan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share