Stimulus Ekonomi Diumumkan Hari Ini, Pemerintah Punya Jurus Ngebut Ekonomi Tanpa Nambah Utang

Stimulus Ekonomi Diumumkan Hari Ini, Pemerintah Punya Jurus Ngebut Ekonomi Tanpa Nambah Utang

Pemerintah umumkan stimulus ekonomi baru hari ini untuk mendorong pertumbuhan hingga delapan persen tanpa menambah utang negara.-Foto: IG @airlanggahartarto_official-

JAKARTA, PostingNews.id – Pemerintah tampaknya tak mau menunggu lama untuk memacu ekonomi. Hari ini, Kamis, 16 Oktober 2025, mereka bersiap mengumumkan paket stimulus baru—amunisi tambahan yang sudah diisyaratkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Ia menyampaikan kabar ini setelah mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam dialog santai bersama Pemimpin Redaksi Forbes Media di ajang Forbes Global CEO Conference bertema The World Pivot di St. Regis Jakarta, Rabu malam.

Airlangga menyebut stimulus baru ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo agar dukungan fiskal di kuartal keempat 2025 benar-benar terasa hingga ke lapisan rumah tangga rentan miskin. Ia menyebutnya sebagai “bantalan tambahan” yang akan menyentuh kelompok desil empat—yakni lebih dari 30 juta keluarga penerima manfaat, termasuk para pekerja yang penghasilannya belum stabil.

Pemerintah, kata Airlangga, masih menuntaskan perhitungan dan finalisasi paket tersebut. Namun arah kebijakannya sudah jelas, yakni mempertebal daya tahan ekonomi rakyat kecil sambil menjaga momentum pertumbuhan.

BACA JUGA:Prabowo Yakin Ekonomi Bisa Ngebut 8 Persen dari Piring MBG

Delapan program percepatan sudah disiapkan hingga akhir 2025. Dimulai dengan program magang nasional untuk lulusan baru yang diluncurkan 15 Oktober kemarin, hingga perluasan insentif PPh 21 yang kini menanggung 552 ribu pekerja sektor pariwisata.

Di sisi lain, ada pula bantuan pangan berisi 10 kilogram beras dan 4 liter Minyakita untuk dua bulan—sebuah paket sederhana tapi sangat berarti di dapur rakyat.

Pemerintah juga menyiapkan potongan iuran jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi lebih dari 700 ribu pekerja transportasi, program perumahan lewat BPJS Ketenagakerjaan, dan proyek padat karya lintas kementerian yang menargetkan 215 ribu lapangan kerja.

Dari sisi regulasi, pemerintah bersiap melonggarkan PP Nomor 28 Tahun 2025 tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, sebuah deregulasi yang efektif berlaku sejak 5 Oktober lalu. Ada juga program peningkatan kualitas permukiman kota yang menyasar para pekerja gig economy—kelompok yang selama ini hidup di antara fleksibilitas dan ketidakpastian.

BACA JUGA:Habiburokhman: Saya Belum Pernah Ketemu Orang yang Nolak MBG

Namun Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan tak akan ada tambahan anggaran baru untuk semua itu. Pemerintah akan menyisir anggaran yang belum terserap dan menggeser pos-pos belanja yang mandek. “Bukan dana segar, tapi dana yang digeser agar cepat jalan,” ujarnya.

Stimulus ini, dengan kata lain, bukan sekadar bagi-bagi anggaran menjelang akhir tahun. Lebih mirip strategi revive mode—cara pemerintah memastikan mesin ekonomi tetap hidup tanpa harus menyalakan alarm defisit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News