PPP Tutup Pintu untuk Romy, Partai Kakbah Buka Babak Baru Islah
PPP akhirnya berdamai setelah kisruh Muktamar X. Islah tercapai tanpa kehadiran Romahurmuziy yang tak dilibatkan dalam pertemuan kunci.-Foto: IG @romahurmuziy-
BACA JUGA:Negara Diminta Perhatikan Kaum Disabilitas Yang Terpinggirkan dari Layanan Publik
Di balik pertemuan Jumat malam antara Mardiono, Agus, dan Taj Yasin, ada satu syarat yang disebut menjadi kunci berlangsungnya islah. Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan wartawan ketiganya baru mau duduk satu meja jika nama Romahurmuziy atau Romy tidak ikut diundang. Informasi dari sumber internal PPP tersebut juga mengungkap, tanpa kesepakatan menyingkirkan Romy, rekonsiliasi mungkin tak akan pernah terjadi.
Konsekuensinya jelas, Romy benar-benar tidak dilibatkan. Agus dan Gus Yasin memilih jalan sendiri tanpa komunikasi dengannya. Mereka sepakat untuk melangkah tanpa bayang-bayang sang mantan ketua. Dari awal, arah sudah gamblang, mau bertemu asal tidak ada Romy di ruangan.
Padahal, nama Romy sempat beredar kencang menjelang Muktamar X, bahkan masih terdengar sampai forum itu bubar. Ia rajin menebar daftar nama calon ketua umum PPP dan sempat bertemu Presiden ke-7 RI Joko Widodo. Dari pertemuan itu muncul kesan bahwa Romy memberi restu kepada Amran Sulaeman, salah satu kandidat yang belakangan justru tak banyak terdengar.
Arah angin berubah cepat. Romy kemudian mengalihkan dukungan ke Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan era Jokowi, yang akhirnya mengklaim menang aklamasi. Dalam acara Tasyakuran Muktamar X di Discovery Ancol, kubu Agus tampil percaya diri. Di sana hadir para ketua majelis PPP, Gus Yasin, dan Sekjen PPP periode sebelumnya, Arwani Thomafi.
BACA JUGA:BEM Unpad Sindir KDM: Donasi Rp1.000 Sehari Itu Bukan Solidaritas, tapi Pemaksaan Halus
Sekretaris Steering Committee Muktamar, Rusman Yakob, bahkan sempat memperkenalkan Romy sebagai “mastermind” di balik gerakan politik Agus. Pernyataan itu disambut tepuk tangan meriah, seolah menegaskan bahwa pengaruh Romy di partai masih kuat meski posisinya sudah tak lagi resmi.
Drama yang melibatkan Romy bukan barang baru. Sepuluh tahun lalu, PPP juga pecah dua versi, antara kubu Surabaya yang mengusung Romy dan kubu Bandung yang dikomandoi Suryadharma Ali dengan Djan Faridz sebagai ketua umum.
Kali ini Romy memilih tak banyak bicara. Ia bungkam saat dimintai tanggapan oleh awak media. Namun sehari setelah Mardiono dan Agus difasilitasi Kemenkumham, Romy mengirim rilis berisi ucapan terima kasih kepada Menteri Hukum serta permintaan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan politik PPP selama sepekan.
Dalam rilis yang sama, ia menyatakan pamit dari sorotan media atas nama DPP PPP setelah kepengurusan baru periode 2025–2030 resmi terbentuk pada 6 Oktober 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News