PPP Tutup Pintu untuk Romy, Partai Kakbah Buka Babak Baru Islah

PPP Tutup Pintu untuk Romy, Partai Kakbah Buka Babak Baru Islah

PPP akhirnya berdamai setelah kisruh Muktamar X. Islah tercapai tanpa kehadiran Romahurmuziy yang tak dilibatkan dalam pertemuan kunci.-Foto: IG @romahurmuziy-

JAKARTA, PostingNews.id – Setelah sempat adu urat dan adu jotos di Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan, akhirnya tiga nama besar di tubuh partai Ka’bah itu memilih turun tensi. Muhammad Mardiono, Agus Suparmanto, dan Taj Yasin Maimoen sepakat islah pada Jumat malam, 3 Oktober 2025. Pertemuan mereka yang berlangsung di suasana adem itu jadi momen langka setelah sepekan partai terbelah dua versi ketua umum.

Agus sebelumnya juga sempat mengklaim diri sebagai ketua umum hasil muktamar dan bahkan sudah menggandeng Gus Yasin sebagai sekretaris jenderal. Tapi pada malam itu, ego masing-masing akhirnya cair.

Mereka berpose salam komando, Mardiono di tengah dengan kemeja putih, sementara Agus dan Gus Yasin mengapit di kanan-kiri. Kesepakatannya sederhana tapi penting, Mardiono tetap di kursi ketua umum, Agus naik jadi wakil ketua umum, dan posisi sekjen diserahkan ke Gus Yasin.

Enam hari sebelumnya, muktamar di Hotel Mercure Ancol berlangsung panas hingga berujung adu pukul. Dua kubu yang sama-sama mengklaim sah sempat melayangkan berkas kepengurusan ke Kementerian Hukum. Pemerintah kemudian mengesahkan kubu Mardiono pada 1 Oktober, keputusan yang tampaknya membuka jalan bagi rekonsiliasi.

BACA JUGA:KPU Solo Pasang Badan, Sebut Ijazah Gibran Sah Sejak Awal

Tak lama setelah itu, Mardiono mengirim surat baru ke Kementerian Hukum yang menyertakan nama-nama dari kubu Agus. Pada Senin, 6 Oktober 2025, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas memfasilitasi pertemuan mereka di kantornya. Surat keputusan baru pun keluar sesuai permohonan Mardiono, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, para pentolan PPP itu kembali bergandengan tangan.

Di balik islah ini, ada sosok yang disebut “orang baik” oleh politikus senior PPP, Usman Tokan. Katanya, mereka bukan hanya dari dalam tapi juga luar partai. Orang-orang ini, ujar Usman, tidak rela melihat PPP makin remuk karena urusan kursi. 

Siapa mereka, Usman enggan sebut. Ia hanya bilang, yang tahu cuma Allah. Yang jelas, merekalah yang berhasil mempertemukan Mardiono, Agus, dan Gus Yasin di satu meja untuk menandai babak baru rekonsiliasi.

Usman menegaskan, dua kubu kini satu suara untuk mengembalikan PPP ke Senayan. Tugas pertama mereka setelah islah adalah menyusun kepengurusan baru bersama-sama agar tak ada lagi istilah kubu mana pun di tubuh partai.

BACA JUGA:5 Temuan Program MBG: Dapur Polri Kebanyakan Porsi, Anak Rakyat Dapat Remah Gizi

Politikus senior lain, Syaifullah Tamliha, menyebut ada kabar bahwa pertemuan itu turut difasilitasi oleh Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Menurutnya, pemerintah hanya berperan memastikan agar konflik di PPP tidak berlarut. Ia berharap drama internal ini benar-benar selesai karena partai punya PR besar menghadapi Pemilu 2029.

“Yang menang harus merangkul yang kalah, dan yang kalah sebaiknya menerima takdir,” ujar Tamliha dengan nada menasihati.

Sementara itu, Dasco memilih bungkam ketika dikonfirmasi soal kabar keterlibatannya. Menteri Hukum Supratman Andi Agtas pun tak ingin banyak bicara. Ia hanya menegaskan, tugasnya sekadar memproses surat Mardiono soal perubahan kepengurusan.

Supratman memastikan, Prabowo Subianto tak ikut campur dalam drama islah PPP. Ia menegaskan bahwa inisiatif perdamaian itu lahir murni dari dalam tubuh partai sendiri. Menurutnya, Prabowo justru berkali-kali berpesan agar urusan dapur partai diselesaikan oleh partai masing-masing, bukan minta petunjuk ke Istana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News