KPDI ke-16 Sukses Digelar di Tanjungpinang, Bahas Transformasi Perpustakaan di Era Kecerdasan Buatan

Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, Resmi Buka KPDI ke-16 di Tanjungpinang--Ist
POSTINGNEWS.ID -- Di tengah percepatan transformasi digital, Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-16 hadir sebagai wadah penting untuk memetakan masa depan perpustakaan di era kecerdasan buatan.
Mengangkat tema “Transformasi Perpustakaan di Era Kecerdasan Buatan”, acara yang dihadiri ratusan pustakawan, akademisi, peneliti, serta pemangku kepentingan bidang perpustakaan dari seluruh Indonesia dan mancanegara ini resmi dibuka di TCC Hotel Aston Tanjungpinang pada Selasa (19/8/2025).
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, didampingi Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Agung Dhamar Syakti, Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kepulauan Riau Arif Fadillah mewakili Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, dan Wakil Ketua Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI) Ida Fajar.
BACA JUGA:Akhirnya Terjawab! Kenapa Anggota DPR Disebut 'Tikus Berdasi'? Ternyata Karena 3 Alasan ini Sob
Dalam sambutannya, Prof. Aminudin Aziz menekankan pentingnya transformasi perpustakaan menghadapi era digital dan kecerdasan buatan.
“Ketika kita bicara perpustakaan digital, itu berarti seluruh layanannya sudah berbasis digital. Bukan hanya mendigitalkan buku, tapi juga membangun pola pikir baru yang berorientasi pada layanan digital,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau melalui Arif Fadillah menyoroti pentingnya adaptasi perpustakaan terhadap perkembangan teknologi.
“Perpustakaan harus mengatur posisinya sejajar dengan perkembangan teknologi, bukan berhadap-hadapan dengan teknologi internet yang selalu selangkah lebih maju menawarkan kecepatan, kemudahan, dan keluasan jangkauan,” tuturnya.
Rektor UMRAH, Agung Dhamar Syakti, menambahkan bahwa kesiapan infrastruktur menjadi kunci sukses transformasi digital.
“Era digital saat ini adalah fase kritis yang membutuhkan kesiapan infrastruktur, terutama akses internet sebagai prasyarat utama digitalisasi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tantangan distribusi literasi digital di Kepulauan Riau yang wilayahnya tersebar antar pulau.
“Ini menjadi tantangan kita bersama, khususnya di Kepri yang wilayahnya tersebar antar pulau. Akses terhadap referensi dan data digital harus bisa dirasakan secara merata oleh masyarakat, termasuk di pulau-pulau terjauh,” tambah Agung.
Disamping itu, Wakil Ketua FPDI, Ida Fajar, yang mewakili Ketua FPDI Joko Santoso, menyebut KPDI sebagai forum strategis bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman dan memperkuat ekosistem perpustakaan digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News