Nama Sekjen PDIP Masih Misteri, Isyarat Puan Bikin Publik Makin Kepo: Pramono, Utut atau...?

Nama Sekjen PDIP Masih Misteri, Isyarat Puan Bikin Publik Makin Kepo: Pramono, Utut atau...?

Posisi Sekjen PDIP periode 2025–2030 masih dipegang Megawati Soekarnoputri. Puan Maharani memberi sinyal akan ada kejutan yang membuat publik penasaran.--Foto: IG @puanmaharaniri.

Lili menilai, Pramono Anung sebenarnya figur ideal berkat kedekatannya dengan Megawati dan kemampuannya berkomunikasi dengan Prabowo. Namun, beban sebagai Gubernur Jakarta membuat peluangnya tipis. Nama lain yang beredar adalah Utut Adianto, mantan wakil sekjen yang dekat dengan Mega, dan Ahmad Basarah yang punya relasi baik dengan Prabowo, meski identik dengan faksi Puan.

Hasto Kristiyanto, meski berpengalaman, dinilai kecil peluangnya kembali jadi sekjen karena bayang-bayang kasus suap yang pernah menjeratnya, walau ia sudah mendapat amnesti Prabowo.

Lili memprediksi, kejutan yang dimaksud Puan adalah nama yang selama ini tak banyak dibicarakan. Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhannas dan Sekretaris Kabinet, disebutnya punya kans besar. “Dia dekat dengan Ibu Mega, seorang ideolog, komunikasinya baik, tidak meledak-ledak, dan bisa menerjemahkan apa maunya Ibu Megawati,” katanya.

Jika Andi terpilih, ia bakal menjadi loyalis Mega yang langsung bersinggungan dengan strategi elektoral Jokowi di Pemilu mendatang. “Citra PDIP bisa pulih kembali,” ujarnya.

BACA JUGA:Alhamdulillah! Bansos PIP 2025 Cair Lagi di Agustus 2025! Catat Nih, Tanggal Masuk ke Rekening Para Siswa Penerima

BACA JUGA:Kucing Lokal Ternyata Simbol Kekayaan Genetik Indonesia, Begini Kata Dokter Hewan

Dosen FISIP UIN Jakarta, A Bakir Ihsan, sependapat. Menurutnya, Andi bukan hanya representasi regenerasi kader 1970-an — lahir 1971, seusia dengan Puan (1973) — tapi juga intelektual yang mampu memberi citra baru PDIP. “Mas Andi bisa melengkapi citra yang ada di PDIP. Menjelaskan ideologi partai bukan sekadar emosional, tetapi ideologi yang rasional,” ujarnya.

Loyalitas Andi juga diuji saat memilih mundur dari Gubernur Lemhannas karena berbeda sikap dengan Jokowi pada Pilpres 2024. “Kalau pertimbangan pragmatis, ngapain harus keluar dari jabatan itu, sudah enak. Tetapi dia tidak memilih itu,” kata Bakir.

Senada dengan Lili, Bakir menilai Pramono memang punya jam terbang politik tinggi, namun keberhasilan sebagai gubernur akan jadi modal elektoral yang lebih berguna jika ia fokus di Jakarta. “Biarkan yang punya jabatan kepala daerah didukung untuk menyukseskan tugasnya itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News