Dedi Mulyadi Tak Gentar Meski Didemo Ribuan Pelaku Usaha Pariwisata, Larangan Study Tour Tetap Berlaku!

“Yang berdemo kemarin bukan guru, bukan orangtua siswa, melainkan pelaku jasa wisata. Bahkan dari luar Jabar, seperti Yogyakarta, juga ikut datang karena merasa terganggu secara bisnis,” ucap Dedi menanggapi fenomena tersebut.

Dedi mengungkapkan bahwa fakta tersebut semakin memperjelas tujuan sesungguhnya dari kegiatan study tour yang kerap dijalankan sekolah, yakni lebih mengutamakan aspek hiburan daripada pembelajaran. 

Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap pada pendiriannya untuk tidak mencabut larangan tersebut demi menjaga beban biaya orangtua dan memfokuskan kembali pendidikan pada nilai-nilai esensial.

“Insya Allah saya tetap berkomitmen untuk melindungi orangtua siswa agar tidak terus-menerus dibebani pengeluaran yang tidak berkaitan langsung dengan pendidikan anak-anak mereka,” tegasnya.

BACA JUGA:Pesta Rakyat Berujung Tiga Nyawa Melayang, Acara Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Kini Diusut Polda!

Lebih jauh, Dedi menjelaskan bahwa dirinya ingin mendorong efisiensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mengurangi biaya-biaya tambahan yang tidak berkontribusi pada pembentukan karakter maupun pengembangan nilai-nilai Panca Waluya. 

Dedi Mulyadi menekankan bahwa orientasi pendidikan seharusnya tidak dikaburkan oleh kepentingan bisnis pariwisata.

Ia berharap, industri pariwisata ke depan bisa tetap berkembang, tetapi dengan fokus pada wisatawan yang memang memiliki tujuan murni untuk berwisata dan memiliki kemampuan finansial yang cukup, seperti wisatawan domestik dari kalangan mampu maupun wisatawan mancanegara.

“Pariwisata tetap harus tumbuh. Tapi pengunjungnya mereka yang memang mampu, yang memang punya tujuan wisata, bukan yang dipaksa ikut piknik karena alasan study tour, atau hanya karena tidak ingin anaknya malu karena tak ikut teman-temannya,” tutur Dedi menutup pernyataannya.

BACA JUGA:Pesta Rakyat Berujung Tiga Nyawa Melayang, Acara Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Kini Diusut Polda!

Dengan ketegasan tersebut, Gubernur Dedi Mulyadi ingin memastikan dunia pendidikan fokus substansi.

Ia menolak jika kegiatan seremonial siswa sekolahan hanya jadi beban dan mengalihkan perhatian utama.

Melalui kebijakan ini, Dedi Mulyadi berharap dapat mewujudkan sistem pendidikan yang lebih adil dan efisien.

Tidak hanya itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mendorong pariwisata tumbuh sehat, tepat sasaran, tanpa membebani orangtua.