Digeruduk Dedi Mulyadi, Ini Dalang Perusakan Kebun Teh di Pangalengan
Dedi Mulyadi menegur PTPN soal penebangan kebun teh Pangalengan dan alih fungsi lahan, minta area perkebunan dikembalikan dan dihijaukan kembali.-Foto: Antara-
POSTINGNEWS.ID — Usai digeruduk oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait perusakan kebun teh di Pangalengan, Jawa Barat, kini sorotan publik mengarah pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) setelah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat mengungkap dugaan pembiaran alih fungsi kebun teh seluas 150 hektare di Pangalengan sejak 2024.
Dugaan itu dinilai memperparah kerusakan ekosistem hulu di kawasan Bandung Selatan.
Selama dua dekade, Walhi mencermati pola kerja sama PTPN dengan perusahaan besar untuk membudidayakan komoditas sayuran, terutama kentang.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang, menilai pola tersebut bukan sekadar penyimpangan, tetapi bentuk praktik yang mengabaikan fungsi dasar kawasan kebun teh.
Wahyudin menegaskan perubahan fungsi tanaman teh menjadi lahan sayuran tidak memiliki dasar hukum. Ia menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran berat yang dapat dikenai sanksi tegas.
BACA JUGA:Ketua Umum PBNU Yahya Staquf Mengaku Diteror Sejak Konflik Internal Membara
“Perubahan fungsi dari tanaman teh ke tanaman sayuran sama sekali tidak dibenarkan. Jika dilakukan dengan sengaja, maka itu merupakan pelanggaran berat,” ujarnya.
Polemik semakin melebar setelah data resmi PTPN menyebut alih fungsi terjadi seluas 150 hektare.
Namun, Walhi menilai angka itu jauh lebih kecil dari kondisi faktual di lapangan. Wahyudin menduga perluasan lahan yang beralih fungsi sudah terjadi bertahun-tahun tanpa pengawasan ketat.
Masalah inti, menurut Walhi, terletak pada peran PTPN yang disebut-sebut menjadi pihak pemberi akses kepada perusahaan besar untuk mengelola lahan secara bebas.
“Dalang utamanya kami yakini PTPN sendiri, karena memberikan keleluasaan pengelolaan lahan kepada perusahaan-perusahaan untuk kepentingan pertanian sayuran,” kata Wahyudin.
BACA JUGA:Jejak Mikroplastik dari Sepatu Pendaki Ternyata Menyebar ke Seantero Gunung
Dampak kerusakan akibat alih fungsi lahan tersebut tidak ringan. Wahyudin menjelaskan hilangnya tanaman teh membuat kawasan hulu kehilangan daya serap air.
Ketika hujan deras, limpasan langsung membawa sedimen tanah ke aliran sungai kecil sehingga memicu peningkatan sedimentasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News