GIIAS 2025: Panggung bagi Aletra, Polytron dan Kebangkitan Mobil Listrik Lokal

Dua unit mobil listrik Aletra L8 EV dalam varian warna hitam dan putih. SUV buatan anak bangsa ini menjadi sorotan di GIIAS 2025 berkat desain futuristik dan performa yang diklaim setara merek global. -Foto: aletra.id.-
JAKARTA, PostingNews.id – Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang dibuka 24 Juli di ICE BSD City akan menampilkan lebih dari lima puluh lima merek otomotif dunia.
Di antara nama-nama raksasa—Toyota, Hyundai, BYD—dua pemain domestik, Aletra dan Polytron, mencuri panggung Hall 5. Kehadiran keduanya menandai babak baru: produksi massal mobil listrik berbendera Indonesia, sebuah ambisi yang bertahun-tahun hanya berupa wacana.
1. Aletra L8 EV
Aletra lahir di bawah payung PT Solo Abadi Group. Model perdananya, L8 EV, adalah MPV tujuh penumpang yang lini perakitannya berada di Purwakarta. Varian dasar memakai baterai LFP 50,4 kWh, jarak tempuh 431 kilometer (siklus CLTC); varian tertinggi membawa paket 64,7 kWh dengan daya jelajah sampai 540 kilometer. Motor listrik 163 PS/240 Nm mendorong mobil mencapai seratus kilometer per jam dalam 10,7 detik, cukup lincah bagi kendaraan keluarga.
BACA JUGA:No Skip! Ini Drama Korea Paling Laris dan Paling Tinggi Ratingnya Awal Juli 2025, Kamu Sudah Nonton?
Pengisian cepat 20-80 persen dapat dicapai dalam setengah jam, klaim pabrikan. Harga ritel dipatok Rp 445-488 juta—sekitar dua puluh persen di bawah Toyota Innova Zenix Hybrid—dengan target pengiriman dua ribu unit hingga tutup tahun. Kandungan lokal 40 persen, terutama pada bodi, interior, dan perakitan baterai-pack, membuat Aletra berhak atas insentif PPnBM nol persen.
2. Polytron G3 dan G3+
Di seberang booth, Polytron—anak usaha Grup Djarum—memamerkan G3 dan G3+, SUV kompak hasil kolaborasi dengan Skyworth Auto. Rangka bodi-in-white, proses las, dan perakitan akhir berlangsung di kompleks industri Kudus. Baterai LFP 52 kWh memberi jarak tempuh 402 kilometer (CLTC). Motor 150 kW mempercepat kendaraan dari diam ke 100 kilometer per jam dalam 9,6 detik.
Polytron melengkapi versi tertinggi dengan enam kantung udara dan sistem bantuan pengemudi level 2. Harga prapeluncuran Rp 325-385 juta—banderol terendah di segmen SUV listrik lima penumpang. Perusahaan meneken nota kesepahaman dengan PLN untuk membangun dua ratus stasiun pengisian hingga 2026, separuhnya di luar Jawa, serta mulai menjajaki ekspor ke Filipina dan Thailand.
3. Esemka Bima EV
Nama lokal lain, Esemka, belum mengumumkan jadwal pasti tampil di GIIAS, tetapi van listrik Bima EV—berbaterai 49,1 kWh dan jarak tempuh tiga ratus kilometer—sudah tercatat sebagai kandidat di buku pameran. Unit percontohan di Boyolali masih skala pilot; keputusan produksi massal menunggu hasil studi pasar kendaraan niaga ringan.
Selis dan Ekosistem Roda Dua
Di sektor roda dua, Selis tampil menonjol dengan portofolio yang jauh lebih berisi ketimbang sekadar tempelan di sudut paviliun. Produsen yang bermarkas di Cikupa, Tangerang, ini mengklaim menguasai 85 persen pasar motor dan sepeda listrik nasional dengan membawa lini E-Max generasi 2025 bersama beberapa model skuter niaga dan sepeda kargo listrik. E-Max dipasarkan dalam tiga varian: SLA, Single Battery Lithium, dan Dual Battery Lithium. Harga on-the-road Jakarta Selatan mulai Rp15,5 juta untuk versi SLA hingga Rp 28 juta untuk varian dua baterai, membuatnya layak disandingkan dengan skutik bensin entry-level.
Setiap unit E-Max memakai motor hub 1,5 kW dan baterai 60 V 20 Ah (SLA) atau modul lithium 60 V 23,4 Ah; jarak jelajah tercatat sekitar 40 kilometer per pengisian untuk baterai timbal dan lebih dari 60 kilometer pada konfigurasi ganda lithium. Keseluruhan paket dapat diisi penuh dalam tujuh jam dengan sistem fast-charge internal.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-