Prediksi BMKG: Kapan Hilal Lebaran 2025 Akan Terlihat?

Prediksi BMKG: Kapan Hilal Lebaran 2025 Akan Terlihat?

Prediksi BMKG Mengenai Hilal Lebaran 2025-Ilustrasi-Istimewa

Seiring dengan itu, elongasi geosentris juga menunjukkan peningkatan, dengan kisaran antara 13,02° di Merauke hingga 14,83° di Sabang.

Pada 29 Maret 2025, posisi hilal saat matahari terbenam diprediksi tidak memenuhi kriteria MABIMS, yang merupakan standar yang digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Kriteria MABIMS ini menetapkan bahwa ketinggian hilal harus minimal 3° dan sudut elongasi minimal 6,4° untuk dianggap memenuhi syarat.

Namun, pada 30 Maret 2025, tinggi hilal saat matahari terbenam diprediksi akan memenuhi kriteria MABIMS, yang berarti hilal kemungkinan besar akan terlihat dan dapat dijadikan acuan untuk penentuan awal bulan Syawal.

BACA JUGA:Lebaran 2025: Kamera ETLE Awasi Ganjil Genap Kendaraan, Mudik Aman Tanpa Tilang!

Dalam analisisnya mengenai prediksi hilal untuk 29 dan 30 Maret 2025, BMKG tidak hanya mencantumkan ketinggian hilal dan elongasi geosentris, tetapi juga merinci variabel lain seperti umur bulan, lag, fraksi iluminasi bulan, serta potensi gangguan dari objek astronomis lainnya.

BMKG mencatat bahwa pada 29 Maret 2025, umur bulan di Indonesia saat matahari terbenam bervariasi, dari -2,22 jam di Oksibil, Papua, hingga 0,84 jam di Sabang, Aceh.

Namun, pada 30 Maret 2025, umur bulan mengalami peningkatan signifikan, dengan kisaran antara 21,77 jam di Merauke, Papua, hingga 24,84 jam di Sabang, Aceh.

"Pada tanggal 29 dan 30 Maret 2025, dari sejak Matahari terbenam hingga bulan terbenam tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10° dari bulan," papar BMKG.

BACA JUGA:Jelang Puncak Mudik: Begini Suasana Pelabuhan Merak!

Dari analisis BMKG, dapat disimpulkan bahwa potensi perbedaan penetapan awal Syawal 1446 H atau Lebaran Idul Fitri 2025 masih mungkin terjadi, dikarenakan perbedaan posisi hilal pada tanggal 29 dan 30 Maret 2025.

Perbedaan ini terutama terkait dengan belum terpenuhinya kriteria MABIMS pada tanggal 29 Maret 2025.

Keputusan akhir mengenai penetapan awal bulan Syawal 1446 H akan ditentukan melalui sidang isbat yang akan mempertimbangkan hasil pengamatan hilal dan perhitungan astronomis yang dilakukan oleh BMKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News