Indonesia Darurat Multidimensi, PNIB: Wahabi Khilafah Jadi Pemicu Radikalisme Terorisme di Indonesia!

Indonesia Darurat Multidimensi, PNIB: Wahabi Khilafah Jadi Pemicu Radikalisme Terorisme di Indonesia!

Indonesia Darurat Multidimensi, PNIB: Wahabi Khilafah Jadi Pemicu Radikalisme Terorisme di Indonesia!--Istimewa

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Krisis multidimensi yang melanda Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini semakin bertambah satu dimensinya usai Pemilu 2024 yang masih menyisakan aneka kontroversinya.

Akumulasi carut marut pengelolaan negara selalu menjadi persoalan dalam transisi kekuasaan dari pemimpin sebelumnya ke pemegang tampuk selanjutnya.

Akan semakin carut marut atau terjadi upaya anomali, tergantung visi kekuasaan yang baru.

BACA JUGA:Ketum PNIB Gus Wal Geram Ada Da'i yang Diduga Haramkan Ketupat, Sungkeman, dan Halal Bihalal

Tahun 2024 bangsa ini menjalani pergantian nama penguasa, namun sesungguhnya tidak dengan kekuasaannya. Ratusan juta masyarakat penghuni bumi Nusantara khatulistiwa ini masih menyimpan aneka pertanyaan yang belum terjawab, akan dibawa kemana arah perjalanan bangsa ini? Pertanyaan dari seorang rakyat biasa akan berbeda dengan pertanyaan yang sama untuk kalangan elit kekuasaan yang dipercaya mengemudikan perahu bangsa berlayar.

Ormas  lintas agama, budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menjadi salah satu organisasi yang konsisten mengawal pemerintah dari waktu ke waktu. Awak media berhasil menemui ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho atau yang akrab disapa Gus Wal di Jakarta untuk melakukan wawancara terkait kondisi bangsa pasca Pemilu. 

“Kita sebagai masyarakat biasa sedang dalam kondisi sedih sesedih-sedihnya. Arah bangsa ini ke depannya bagaimana sudah terbaca dengan jelas. Mereka akan melanjutkan kekuasaan dengan berbagai cara demi keberpihakan kepada kaum kapitalis yang berdiri di atas penderitaan rakyat” ujar Gus Wal penuh keprihatinan. 

Kaum kapitalis yang dimaksud Gus Wal tak lain adalah para pengusaha dan konglomerat yang selama ini menguasai sumber daya alam (SDA). Kekayaan alam bangsa yang melimpah sesuai amanat UUD 45 untuk kemakmuran bangsa telah dimanipulasi secara terstuktur sistemik dan massif justru untuk kepentingan segolongan orang.

BACA JUGA:Dukung ASN POLRI TNI Jaga Netralitas Pemilu 2024, PNIB Gelar Saresehan Pancasila di Yogyakarta

“Kita wajib bersyukur menjadi bangsa yang dianugerahi SDA melimpah, namun rasa syukur yang menjadi tanggungjawab kita kepada Tuhan tidak sebanding dengan upaya eksplorasi ugal-ugalan yang dilakukan segelintir orang yang berkolaborsi dengan kekuasaan. Kasus salah kelola tambang timah yang merugikan negara 271 triliun mustahil hanya dilakukan oleh mereka yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka," tuturnya.

"Negara ini sampai kecolongan sebesar itu yang pasti sudah menjadi sebuah sistem, bukan sekedar modus korupsi. Kita masyarakat miskin membayangkan negara sedang mendzolimi hak rakyatnya sendiri. Harga pangan yang semakin mahal terasa sekali di masyarakat bawah, bahkan untuk menunaikan kewajibannya membayar zakat masih banyak yang kesulitan.” lanjut pria berambut panjang yang aktif turun ke jalan menyuarakan anti khilafah, wahabi, Intoleransi, radikalisme dan terorisme di berbagai kota bersama PNIB.

Menurut Gus Wal akar pemasalahan bangsa ini menjadi gemar berkorupsi karena lemahnya peran dan kedaulatan pemerintah menjaga kepentingan aset nasional. 

“Jangan hanya bangga dengan pembangunan infrastruktur yang gila-gilaan, tapi kita coba berpikir kritis. Kitalah yang sebenarnya membiayaai itu semua, namun kita tidak mendapatkan keadilan. Contoh paling nyata infrastruktur jalan tol. Lebaran 2024 yang ketika akan terjadi arus mudik, masyarakat hanya mendapatkan tarip diskon 20% saja,namun jangan lupa sebelum lebaran tarip itu sudah merangkak naik tanpa kita sadari.  Di Malaysia pemerintah menggratiskan semua jalan tol pada momentum lebaran. Pemerintah kita masih belum mampu karena masih dalam kendali kekuasaan investor yang tidak ingin kehilangan pendapatannya serupiahpun.” jelas Gus Wal panjang lebar.

BACA JUGA:Polemik Ekspor Pasir Laut, PNIB: Melanggar Amanat UUD 1945!

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: