Lebih Dari 60.000 Kasus DBD Menyerang Masyarakat Indonesia, Bisa Picu Kematian?
Kasus DBD di Indonesia-jcomp-Freepik
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pada pekan ke-15 tahun 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatatkan angka yang mengkhawatirkan terkait peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia.
Data yang dirilis menunjukkan bahwa sebanyak 62 ribu kasus DBD terlaporkan, dengan 475 kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut.
Kasus DBD paling banyak terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, yang menjadi perhatian utama otoritas kesehatan.
BACA JUGA:5 Hari Pasca Lebaran, Beberapa Harga Bahan Pangan Mulai Turun, Termasuk Cabai Hingga Daging Sapi
Kabupaten Tangerang memimpin dengan 2.540 kasus yang tercatat, diikuti oleh Kota Bandung dengan 1.741 kasus, dan Kabupaten Bandung Barat dengan 1.422 kasus.
Angka ini menggambarkan tantangan serius dalam pengendalian dan pencegahan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini.
Virus Aneh di Akhir Tahun 2022 Bakal Menyerang?--Ilustrasi by pixabay
Peningkatan kasus DBD memerlukan respons yang cepat dan komprehensif dari pemerintah, serta partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan.
Langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran penyakit ini termasuk kampanye penyuluhan tentang pemberantasan sarang nyamuk, peningkatan kebersihan lingkungan, dan upaya kontrol vektor yang efektif.
BACA JUGA:Raffi Ahmad Capek Dituding Terlibat Kasus TPPU Terus: Kadang Aku Bingung..
"Kabupaten Lebak 1.326 kasus, Kota Depok 1.252 kasus," jelas Kepala Biro Komunikasi Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi di Kemenkes, pada hari Selasa, 16 April 2024.
Prediksi menunjukkan bahwa penyebaran demam berdarah dengue (DBD) akan terus meningkat hingga bulan April, seiring dengan musim hujan yang datang setelah periode El Niño.
Meskipun DBD bisa diobati, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap komplikasi serius yang dapat menyebabkan kematian, seperti Sindrom Syok Dengue (DSS).
Syok dapat terjadi karena penanganan yang terlambat pada penderita DBD, dan seringkali disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan tanda-tanda awal syok.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-