Kasus Kematian DBD Semakin Menggila, Anak-anak Jadi Korban Terbanyak

Kasus Kematian DBD Semakin Menggila, Anak-anak Jadi Korban Terbanyak

Kasus DBD di Indonesia-jcomp-Freepik

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Hingga mencapai pekan ke-17 tahun 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis data yang menggambarkan sebuah gambaran yang mengkhawatirkan terkait penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. 

Terdapat tren kenaikan yang mencolok, bahkan melampaui angka tahun sebelumnya pada periode yang sama, hampir tiga kali lipat.

Data terkini yang dirilis menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD telah mencapai angka yang mengkhawatirkan, mencapai total sebanyak 88.593 kasus. 

BACA JUGA:Presiden Macron Minta Kylian Mbappe Main di Olimpiade Paris 2024, Ayah Pemain: Katanya Dia Mau Kok

Angka ini melonjak drastis dari tahun sebelumnya, menambah sebanyak 28.579 kasus. 

Lonjakan yang signifikan ini menandakan eskalasi yang serius dalam penyebaran penyakit yang mematikan ini di masyarakat.


Asal Usul dan Penyebab Demam Berdarah (DBD)---Pixabay

Namun, tidak hanya kasus yang meningkat, tetapi juga angka kematian akibat DBD menunjukkan peningkatan yang mencengangkan. 

Pada tahun 2024 ini 621 jiwa telah menjadi korban, sebuah angka yang sangat meningkat dari 209 kematian yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

BACA JUGA:Jadi Cowok Jangan Bau! Ini 3 Rekomendasi Parfum yang Segar Tahan Lama

Tingkat keparahan situasi kesehatan ini semakin memprihatinkan, membutuhkan tindakan segera untuk mengatasi penyebaran penyakit dan melindungi masyarakat dari ancaman yang semakin meningkat.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi dalam tanggapannya mengenai kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) menyoroti bahwa mayoritas korban adalah anak-anak. 

Menurutnya, kasus ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa imunitas pada anak-anak masih belum sepenuhnya terbentuk seperti pada orang dewasa.

Dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa sistem kekebalan tubuh anak-anak masih tergolong rendah, sehingga mereka lebih rentan terhadap serangan virus DBD yang mematikan. 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: