Jokowi Sentil Mendikbud Gara-gara Kurikulum Baru yang Rumit

Jokowi Sentil Mendikbud Gara-gara Kurikulum Baru yang Rumit

Jokowi sentil Nadiem-@jokowi-Instagram

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini pendidikan sudah memasuki kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.

Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut, Jokowi memberikan sentilan kepada pak Kemendikbud yaitu Nadiem Makarim.

Jokowi menilai bahwa kurikulum baru ini membuat para guru mersa terbebani dan stress.

BACA JUGA:Fantastis! Anggaran Untuk Pemilu Tembus Angka Rp 30 Triliun

Hal tersebut disampaikan saat dirinya menyampaikan pidatonya di peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta.

"Tingkat stres guru lebih tinggi dengan profesi yang lain, antara lain karena perilaku siswa dan perubahan kurikulum.  Hati-hati Pak Mendikbud, tapi ya kurikulum harus berubah, karena kurikulum harus berubah, disrupsi teknologi juga menuntut berubah, berubah juga karena perkembangan teknologi," kata Jokowi di Mahaka Square, Jakarta, Sabtu, 25 November 2023.

Jokowi mengatakan, tiga hal itu membuat pekerjaan guru menjadi pekerjaan berat dibandingkan dengan profesi lainnya.  Pernyataan itu ia kutip dari hasil riset RAND Corporation, lembaga studi internasional yang dirilis tahun 2022.

"Saya juga kaget juga setelah membaca. Bahwa tingkat stres guru lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," ujar Jokowi.

BACA JUGA:Benarkah Biaya Naik Haji 2024 Bakal Meningkat jadi Rp 105 Juta? Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Bilang Begini

Indonesia memperingati Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November. Peringatan ini berbarengan dengan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang tahun ini memasuki usianya yang ke-78.

Hari Guru Nasional ditetapkan bertepatan dengan hari lahirnya PGRI sesuai Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Penetapan Hari Guru Nasional  ini sebagai upaya penghormatan kepada guru.

Saat di zaman Belanda organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB merupakan organisasi perjuangan guru-guru pribumi yang bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.

Setelah itu muncul organisasi-organisasi guru lainnya. Yang kemudian pada tahun 1932 sebanyak 32 organisasi guru yang ada di Indonesia sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

BACA JUGA:Mudah! Berikut Cara Membuka Rekening Bank Mandiri Secara Online 2023

Lalu pada 23-25 November 1945 digelar Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Kongres berlangsung di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta)

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: