Terungkap Alasan Puasa Arafah di Indonesia dan Arab Berbeda, Ustaz Adi Hidayat Meluruskan: 'Antum Ngukurnya..'
Ustaz Adi Hidayat (UAH) Menjelaskan Soal Perbedaan Puasa Arafah di Indonesia dan Arab Saudi---Pixabay
"Jadi begitu di Saudi wukuf sekarang, kita ikut puasanya di hari itu. Jelas ya, itu kalau tidak menggunakan 'Yaum'," pungkas UAH.
"Tapi kalau menggunakan 'Yaum', Yaum itu disebut 'Dzor fuzzaman, ya. Huruf yang melekatkan sesuatu pada waktunya, bukan momentumnya, menunjuk pada waktu ya," tambahnya.
Yaum menunjukkan waktu yang dalam artiannya puasa dilakukan bukan karena mengikuti momentumnya saja, tapi juga mengikuti waktunya. Namun UAH memaparkan ada ketentuan lain yang harus dimengerti dalam melakukan ibadah puasa arafah.
"Waktu orang wukuf tanggal berapa, 8 apa 9? 9 ya. Jadi orang wukuf di tanggal 9 Dzulhijjah," tukasnya.
BACA JUGA:Tanggal Berapa Puasa Arafah 2023? Simak Jadwal dari Pemerintah dan Muhammadiyah
Dengan demikian jika di suatu daerah atau negara sudah memasuki tanggal 9 Dzulhijjah, meksi tak sama dengan tempat orang wukuf sekarang di Mekkah, maka jelas sudah bisa berpuasa arafah.
Selain itu UAH juga memberikan penjelasan detail, bagaimana menyikapi perbedaan puasa Arafah antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi.
Berikut ini adalah pernyataan lengkap dari penceramah asal Indonesia, Ustaz Adi Hidayat (UAH):
"Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya. Jelas ya, yang harus diikutkan pada tempat tertentu," ucap UAH.
BACA JUGA:Temui ART yang Mencuri Brankasnya, Dara Arafah: Insha Allah Saya Memaafkan, Tapi...
"Yang diikuti saat puasa Arafah itu bukan ikut ke yang wukuf, bukan waktu Saudi, tapi waktu di sini (Indonesia)," ucap UAH.
"Antum ngukurnya ke Jakarta 4 jam, di Papua 6 jam. Indonesia itu kan luas dari Sabang sampai Merauke, gitu kan. Masya Allah," ujarnya.
"Ketika Saudi menetapkan tanggal 9 Dzulhijjah. Misal, Maghrib di Saudi jam 7, di Papua jam berapa? Jam 1. Udah jam 1 udah dini hari, di Saudi baru Maghrib. Artinya ke Saudi ketika masuk misalnya waktunya jam Subuh misal saja jam 5," tukas UAH.
"Jam 5, di Papua udah siang. Bahkan sebagian udah beda waktu. Yang jadi persoalan misalnya kalau Saudi duluan. Saudi sudah tanggal misalnya 9 Dzulhijjah, di sni sebelumnya. Bisa terjadi," tandasnya.
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: